Kemas Samawi Multiproduction

Kerukunan Masyarakat Seni Samawa Ano Rawi... Seni, Budaya, Sejarah, Pariwisata, dan Pendidikan Samawa

Sabtu, Mei 30, 2009

Unsur-unsur Intrinsik Novel

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang dalam karya sastra yang berasal dari dalam karya sastra itu sendiri, yaitu sebagai berikut.
a. Tema, yaitu sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita.
b. Plot atau alur cerita, yaitu jalan cerita yang dibuat oleh pengarang dalam menjalin kejadian secara beruntun dengan memerhatikan sebab-akibat sehingga merupakan satu kesatuan yang bulat.
c. Latar atau setting, yaitu tempat, situasi, dan waktu terjadinya peristiwa yang ada dalam cerita itu.
d. Sudut pandang, cara pandang seorang pengarang dalam cerita tersebut sebagai orang pertama (pelaku), orang kedua, atau orang ketiga (pengamat cerita).
e. Penokohan atau perwatakan, yakni pengenalan watak dari tiap-tiap pelaku yang akan memudahkan pembaca dalam memahami isi cerita.
f. Konflik cerita, yaitu pokok permasalahan yang terjadi dalam cerita atau karya sastra.
g. Pesan atau amanat, yakni maksud yang terkandung dalam sutau cerita. Amanat sangat erat hubungannya dengan tema.


MENGIDENTIFIKASI UNSUR SASTRA

Saat Anda mempelajari karya sastra di Pelajaran 3B dahulu, Anda telah mengenal unsur-unsur dalam (intrinsik) yang ada pada karya sastra. Hal tersebut dapat menjadi bahan untuk Anda dalam mempelajari isi cerpen. Selain itu, ada juga unsur luar yang terdapat dalam cerita pendek. Unsur tersebut dinamakan unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik merupakan bagian luar dari karya cerpen yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan isi cerita. Namun, sebuah karya dapat mencerminkan kapan dan bagaimana situasi karya itu dibuat. Dalam hal ini, karya intrinsik berhubungan dengan kondisi pengarang, situasi sosial waktu karya dibuat, bagaimana keadaan penerbit, sampai bentuk buku cerpen atau naskah tersebut.
Anda dapat menganalisis unsur intrinsiknya.
1. Tokoh
Salah satu tokoh yang ada dalam novel Tarian Bumi tersebut adalah Telaga. Ia bertindak sebagai tokoh utama. Adapun tokoh tambahannya adalah Ibu Telaga dan neneknya.
2. Tema
Tema utama yang ada pada novel tersebut menyangkut pola pemikiran seorang wanita dalam menghadapi budaya di sekitarnya. Adapun budaya tersebut lebih banyak merugikan kaum wanita.
3. Alur
Jalan cerita yang ada dalam penggalan novel termasuk jalan cerita yang bergerak maju. Adapun jika Anda ingin lebih mengetahui jalan cerita secara utuh, Anda dapat membaca novel karya Oka Rusmini tersebut secara lengkap. Hal ini akan membuat Anda memiliki pemahaman lain atas isi secara utuh dari novel tersebut.
4. Latar
Kita dapat mengamati latar dengan adanya penamaan tokoh dan juga budayanya. Jadi, latar tempat yang ada dalam penggalan novel adalah kaum masyarakat Bali. Adapun latar sosial yang ada dalam penggalan novel tersebut adalah hubungan budaya masyarakat dengan kehidupan kaum wanita secara tidak langsung.
5. Penokohan/Karakter
Dalam novel tersebut, kita dapat mengamati karakter setiap tokoh. Sebagai tokoh utama, Telaga memercikkan sebuah pemberontakan atas keadaan di sekelilingnya. Ia mengalami konflik batin untuk keluar dari kungkungan adat yang ada di sekitarnya. Hal ini ditunjukkan dengan penggalan berikut;
Kehidupan apa ini? Orang-orang dalam rumah ini hanya membuat Telaga seperti buku kosong yang ditulisi dengan paksa dan terburu-buru. Telaga harus memberikan halaman-halaman kosong dalam jiwanya untuk ditulisi oleh sesuatu yang tidak diinginkan.
Lain halnya dengan tokoh Nenek Telaga yang kuat memegang adat dan menjadikan perempuan harus tunduk pada takdirnya. Ia menganggap Telaga harus mengikuti keinginan dan segala aturan yang dibuatnya.

Label:

Paragraf

Seperti halnya kalimat, sebuah paragraf harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi syarat kohesi (hubungan bentuk) dan koherensi (hubungan makna). Kohesi berkenaan dengan hubungan bentuk antara bagian-bagian dalam suatu paragraf. Koherensi adalah keterkaitan makna antara bagian-bagian paragraf. Karena itu, suatu paragraf dikatakan memenuhi syarat kohesi dan koherensi bila kalimat-kalimat yang membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau tema tertentu. Selain itu kalimat-kalimat itu juga harus mempunyai hubungan yang logis atau tidak rancu.
Cermatilah dua paragraf di bawah ini!
Paragraf 1
Indonesia merupakan gudang kayu jati. Di antara kayu jati yang dihasilkan oleh negara-negara lain, misalnya: Birma, Muangthai, dan Taiwan, kualitas jati Jawa adalah terbaik. Kayu jati memang baik untuk perabotan rumah tangga, terutama untuk mebel. Sementara itu, rumah-rumah banyak yang dibiarkan berdiri di kota-kota.


Paragraf 2
Belakangan ini sering kita lihat di televisi adanya perlombaan layangan, dari yang mungil hingga yang ukuran raksasa. Hal ini pernah diperlombakan di Jepang dan juga di Pulau Bali. Layangan bukan hanya digandrungi anak-anak, tetapi juga oleh orang dewasa. Anak-anak kecil suka main apa saja. Anak perempuan suka bermain boneka. Orang dewasa suka bermain catur. Oleh karena itu, layangan juga dapat dikatakan sebagai sumber ilham pembuatan kapal terbang pada kemudian hari.

Paragraf adalah gabungan kalimat yang mengandung satu gagasan pokok dan didukung oleh gagasan-gagasan penjelas. Gagasan pokok dan gagasan penjelas ini tentunya harus memiliki keterpaduan antara bentuk dan maknanya.

Menulis Deskripsi

Tulisan deskripsi adalah tulisan yang bertujuan memberi gambaran suatu objek kepada pembaca secara rinci dan jelas tanpa disertai pendapat penulis terhadap objek tersebut.
Kerangka karangan adalah garis besar dari hal-hal yang hendak ditulis. Dengan kerangka, penulis imudah-
kan untuk menuangkan ide secara sistematis, terarah, dan kemungkinan mendapatkan kelengkapan materi.
Hal pertama yang harus dilakukan ketika hendak menulis adalah menentukan topik. Topik sangat banyak dan bertebaran di mana-mana. Topik dapat dicari dari masalah-masalah seperti politik, ekonomi, kesenian, olahraga, kesehatan, pendidikan, teknologi, dan hiburan.
Setelah Anda dapat menentukan topik, topik tersebut perlu dibatasi supaya masalah dan ruang lingkup yang dibahas tidak terlalu luas dan lebih jelas. Topik dapat dibatasi berdasarkan tempat, waktu, sebab-akibat, rincian, dan sebagainya.
Perhatikan contoh pembatasan topik berikut ini!


Topik:
Bencana alam


Pembatasan topik:
- sebab-sebabnya
- sejarahnya
- perkembangannya
- keadaannya
- untung ruginya
- tipe-tipe

Selanjutnya, Anda akan menulis karangan berjenis deskripsi, tetapi buatlah dulu kerangka karangan. Perhatikan kerangka karangan berkut ini!

Topik:
Kota Megapolitan Jakarta
Rumusan:
Problematika Jakarta sebagai Megapolitan
Judul:
Kota Megapolitan Jakarta

I. Jakarta sebagai ibu kota
1.1 Pusat pemerintahan
1.2 Pusat bisnis dan ketenagakerjaan

II. Tujuan utama kaum urban
2.1 Kota yang menjanjikan kehidupan yang lebih baik
2.2 Banyak sektor pekerjaan yang menjanjikan

III Masyarakat dengan tingkat kebutuhan tinggi

IV. Memunculkan berbagai problem
4.1 Ekonomi
4.2 Budaya
4.3 Sosial
4.4 Politik

Jenis dan Pola Pengembangan Paragraf

3.2.1 Jenis Paragraf

Ada empat jenis paragraf yang dibahas, yaitu paragraf deduktif, induktif, campuran, dan naratif. Perhatikan contoh berikut ini!

A. Deduktif
Ada beberapa penyebab kemacetan di Jakarta. Pertama, jumlah armada yang banyak tidak seimbang dengan luas jalan. Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan sangat minim. Ketiga, banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwenang dalam mengatur lalu lintas serta menindak para pelanggar lalu lintas.


1. Kalimat utama berada di awal paragraf.
2. Menyatakan dari hal yang umum (luas) ke hal yang khusus.

B. Induktif
Guru menguasai materi dengan baik. Siswa terkelola dalam suasana pembelajaran yang kondusif. Proses pembelajaran aktif dan partisipatif. Evaluasi dilaksanakan sebagai pengukuran tingkat penyerapan siswa. Hal-hal di atas merupakan indikasi menuju keberhasilan pembelajaran di kelas.
1. Kalimat utama berada di akhir paragraf.
2. Menyatakan dari hal yang khusus ke hal yang umum (luas).

C. Campuran
Bahasa sangat penting dalam kehidupan kita. Untuk berkomunikasi kita menggunakan bahasa. Untuk bekerja sama kita menggunakan bahasa. Untuk mewarisi dan mewariskan kebudayaan, kita memerlukan bahasa. Sekali lagi, betapa pentingnya bahasa bagi kehidupan kita.
1. Kalimat utama berada di awal dan ditegaskan kembali pada akhir paragraf.
2. Menyatakan dari hal yang umum (luas) ke hal yang khusus dan ditegaskan kembali pada hal yang umum (luas).
D. Naratif
Seseorang sedang menyapu sambil menembang. Pak Mo mengumpulkan daun-daun kering di sudut halaman. Esok hari pekerjaan yang sama menghadang di tempat yang sama. Daun-daun jatuh dan Pak Mo menyapunya lagi. Begitulah rupanya hakikat dari hidup, selalu menuntut dibersih-bersihkan karena sampah dapat datang setiap saat, setiap desah nafas.
• Semua kalimat dalam paragraf itu terintegrasi secara baik; menggambarkan pikiran yang terdapat dalam paragraf itu.
• Semua kalimat merupakan satu kesatuan isi. Satu kalimat pun tidak boleh sumbang.

3.2.2 Pola Pengembangan Paragraf
Yang dimaksud dengan pola pengembangan adalah bentuk pengembangan kalimat utama ke dalam kalimat-kalimat penjelas.
Salinlah kalimat rumpang berikut dan lengkapilah bagian yang rumpang!
A. Rincian
Ada beberapa cara untuk mengatasi banjir di Jakarta. Pertama, ........................................................................................ Kedua, ................................ Ketiga, ................................................................. Keempat, ...................................

B. Sebab-akibat
Gelombang tsunami dahsyat melanda Aceh dan Sumatera Utara. Bangunan dan fasilitas kota sebagian besar hancur ................................................................................................................ Ratusan ribu orang meninggal dan hilang ......................................................................................... .

C. Akibat-sebab
Kedisplinan dan sopan santun para pengendara di jalan raya rendah. Jumlah dan aneka jenis kendaraan yang sangat banyak ............................................................................................................. Hal-hal seperti itulah yang menyebabkan kemacetan di Jakarta terus terjadi dan sulit diatasi.

D. Analogi
Kemajuan di bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia tidak berbeda dengan kereta api bermesin uap yang menarik puluhan gerbong dengan muat ..................................................................................................

E. Perbandingan
Ada perbedaan yang mencolok antara murid yang rajin dan murid yang malas. Murid yang rajin ........................................................................................................... Murid yang malas ........................

F. Generalisasi
Remaja zaman sekarang lebih mendambakan dan menghargai kebebasan. Remaja Indonesia pun tidak terlepas dari pola dan gaya hidup seperti itu. .....................................................................................................
1. Salinlah dalam buku tugas Anda paragraf rumpang berikut, kemudian lengkapilah sehingga menjadi paragraf yang sempurna!

a. Semua makhluk hidup memerlukan air. Manusia.................. Tumbuhan memerlukan air ................................ Hewan .........................................
b. ......................................... Tayangan kekerasan yang vulgar ........................ Demikian juga dengan tayangan ............................................................ Singkatnya, besar pengaruh tayangan televisi terhadap perkembangan jiwa anak.
c. Banyaknya bencana yang terjadi, tidak terlepas dari kecerobohan manusia menjaga dan memelihara alam dan lingkungan. Hutan ...................... Bukit .................................... Bantaran kali ..........................
d. Malam ini begitu sunyi. Bulan ................................... Bintang ............................... ....................................... Semilir angin menusuk hati dengan .................................
2. Tulislah paragraf menggunakan pola pengembangan berikut:
a. rincian
b. sebab-akibat
c. analogi
d. perbandingan
e. generalisasi


Pola Pengembangan Paragraf Deskripsi

Ada dua pola pengembangan deskripsi, yaitu pola bergerak dan tidak bergerak.

A. Pola tidak bergerak/statis
Dari suatu tempat tertentu, pengarang atau pengamat dalam keadaan diam (tak bergerak/statis) dapat melayangkan pandangannya kepada tempat yang akan dideskripsikan, dengan mengikuti urutan-urutan yang teratur dimulai dari titik tertentu.
Pengarang dapat mulai dari timur ke barat atau dari utara ke selatan, dari atas ke bawah, dari depan ke belakang, atau dari kanan ke kiri. Ia juga dapat bertolak dari satu titik yang dianggap penting kemudian berangsur-angsur ke bagian yang makin rendah kepentingannya dari titik sentral tadi. Atau, ia dapat mulai dari titik yang paling jauh berangsur-angsur ke titik atau tempat yang terdekat.

B. Pola bergerak
Pola yang kedua adalah memandang suatu tempat dari segi yang bergerak. Seringkali terjadi bahwa deskripsi terhadap sebuah tempat dilakukan dengan bertolak dari suatu segi pandangan yang lain, yaitu pengamat sendiri berada dalam keadaan bergerak. Seorang yang berada dalam pesawat terbang akan melihat dari jauh sebuah tempat secara samar-samar. Dari kejauhan ini, ia hanya melihat bagian-bagian yang paling besar, tanpa ada perincian detail-detailnya: namun semakin dekat, bagian-bagian yang lebih kecil akan mulai tampak satu persatu, dan pada titik yang terdekat ia akan melihat bagian yang tadinya sama sekali tidak dilihatnya. Sesudah melampaui tempat tadi, penglihatannya akan mulai berlawanan dengan apa yang baru dialaminya tadi. Makin lama objek-objek bertambah kecil: objek-objek atau bagian-bagian yang kecil menghilang lebih dahulu, kemudian disusul bagian yang lebih besar, akhirnya seluruh bagian lenyap sama sekali.
Kedua pola di atas menunjukkan perbedaan yang amat besar, karena dalam titik pandangan pola pertama (statis) semua benda dalam sebuah tempat berada dalam keadaan diam, tidak mengalami perubahan. Tetapi, pola pandangan kedua menunjukkan perbedaan dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan jarak yang terjadi. Dalam pola yang kedua ini dapat dimasukkan pula variasi berupa deskripsi atas dua tempat atau bagian yang diperbandingkan satu sama lain.


Perhatikan dua kutipan berikut ini!
Kutipan 1
Di ujung selatan rumah sakit ini ada dua gedung panjang membujur beratapkan seng. Sebelum orang masuk ke dalamnya, tampak tergantung papan tulis yang minta perhatian kita: “Anak umur 16 tahun ke bawah tidak boleh masuk!” Jadi tempat ini amat berbahaya, sebab di halaman berhamburan terbang kuman-kuman tbc yang dinamakan basil Koch itu. Dan basil itu bisa masuk ke tubuh orang. Oleh karena itu, akan selalu kita lihat orang yang sedikit mengerti, menutup hidungnya dengan saputangan dan juru rawatnya memakai topeng masker dan kain putih yang sudah steril.
Di depan kedua gedung ini tampak ada sebuah gedung pula. Bila saudara harus melaluinya, karena harus menjenguk wanita atau para juru rawat di asrama wanita, saudara mesti juga menutup hidung sebab bau tai yang sudah kering.
Ini jalan ke asrama putri, jadi dengan kata lain, asrama itu letaknya sejajar dengan kedua ruang itu. Akh, supaya jangan mengerikan kita sebut saja kedua ruang tbc itu X dan ruang XI menurut urut-urutannya, jadi letaknya di daerah berbahaya.
Kemungkinan terjangkit menurut pikiran yang logis sangat besar, tapi rupanya para perawat sudah kebal – immun – lagi (sih!) mereka telah di atas 16 tahun.
Dan Ave Maria atau Santa Lucia, nyanyi-nyanyi gereja kudus itu selalu dapat didengar di kamar mandi bersama-sama lagu-lagu cinta asrama: bagus, di mana-mana mereka selalu ingat.
Asrama putri itu di sebelah selatan – sedang di sebelah utara R - X saudara lihat sebuah los besar beratapkan genteng, tem-pat orang-orang tbc beristirahat dari pukul 8 sampai pukul 10.30 tiap pagi, 2 1/2 jam berbaring telentang, bernafas dengan perut, tidak boleh pikir apa-apa, dan yang lebih celaka lagi, bila orang ingin lekas sembuh, selama 2 1/2 jam tidak boleh tidur! Ringan tapi berat.....”
Sumber: “Bayi Mati”, A. Radjab, dalam GTA, Jilid 2 hal. 227

Kutipan 2
“Mulai keluar dari Selat Madura, perahu berlayar dengan tenang. Jika kita memandang ke sebelah kiri, pemandangan kita lepas ke daratan Pulau Jawa, dan ke sebelah kanan, pandangan kita tertumbuk ke pantai Pulau Madura. Di sana-sini kelihatan kaki bukit yang keputih-putihan, tanah kapur yang tidak ditumbuhi tanam-tanaman. Kami berlayar antara dua pantai yang agak berlainan keadaannya. Gunung-gunung di pantai Pulau Jawa yang hijau dan lebih subur itu berdiri dengan tenang seakan-akan memandang dengan sayu ke lau.
Sehari semalam lepas dari Gresik barulah kami masuk ke laut Jawa. Belum jauh dari selat Madura, ombak sudah mulai besar. Beberapa lamanya kami mendapat angin barat, perahu kami seakan-akan didorong dari belakang. Sepanjang jalan kami banyak berjumpa dengan sampan-sampan penangkap ikan atau perahu- perahu Madura yang berlayar dari tempat-tempat yang dekat.
Saya berangkat dalam musim pancaroba atau musim pergantian angin barat dan angin timur. Dalam musim yang semacam itu datang angin tidak tetap, antara sebentar berkisar. Maka, kedengaranlah suara nakhoda memberi perintah kepada anak buahnya untuk menukar letak layar, karena arah angin berubah-ubah. Saya merasakan perahu amat oleng, selain ombak besar jalan perahu sudah mulai mengambil haluan ke kanan kemudian ke kiri. Tak ubahnya seperti jalan seekor ular yang berbelit-belit, berputar-putar di air. Jalan perahu semacam itu menggergaji namanya.

Bagilah kelas menjadi dua kelompok!
Kelompok I mendiskusikan pertanyaan berikut ini!
1. Jelaskan yang dimaksud pengembangan paragraf deskripsi dengan pola tidak bergerak/statis!
2. Jelaskan ciri-ciri pengembangan paragraf deskripsi dengan pola tidak bergerak/statis!
3. Coba tulislah satu contoh paragraf dengan pengembangan paragraf deskripsi dengan pola tidak bergerak/ statis!

Kelompok II mendiskusikan pertanyaan berikut ini!
1. Jelaskan yang dimaksud pengembangan paragraf deskripsi dengan pola bergerak!
2. Jelaskan ciri-ciri pengembangan paragraf deskripsi dengan bergerak!
3. Coba tulislah satu contoh paragraf dengan pengembangan paragraf deskripsi dengan pola bergerak!

Tugas Individu

1. Berdasarkan uraian tersebut jawablah pertanyaan berikut ini!
a. Tentukan dari kedua kutipan di atas mana yang menggunakan pola bergerak dan yang tidak bergerak? Jelaskan perbedaan antara keduanya berdasarkan hasil analisis Anda!
b. Objek apa yang dilukiskan dalam kedua kutipan di atas? Dapatkah pola tersebut diterapkan pada objek lain? Cobalah Anda cari contoh lain dari surat kabar/majalah?
c. Buatlah kesimpulan tentang deskripsi secara jelas dan singkat menggunakan bahasa yang baik dan benar!

Eksposisi

Eksposisi merupakan karangan yang bertujuan untuk menginformasikan tentang sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Karangan eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi. Sumber karangan ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian atau pengalaman.
Di sinilah perbedaannya dengan karangan deskripsi. Karangan deskripsi bertujuan menggambarkan/melukiskan sesuatu sehingga seolah-olah pembaca mengatakannya sendiri. Karangan deskripsi dapat bersifat ilmiah atau nonilmiah. Sumber karangan diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, dan imajinasi.
Eksposisi tidak selalu terbagi atas bagian-bagian yang disebut pembukaan, pengembangan, dan penutup. Hal ini sangat tergantung dari sifat karangan dan tujuan yang hendak dicapai.

5.3.1 Wacana Eksposisi

Untuk memahami karangan eksposisi, perhatikan wacana berikut!
Wacana 1
Yang Kedua bagi American Airlines

Jatuhnya pesawat berkapasitas 266 penumpang airbus A300-600 merupakan peristiwa kedua bagi American Airlines beberapa detik lepas landas dari bandar udara internasional O’Hare Chicago, tiba-tiba mesin kiri lepas dari dudukannya. Pilot tidak bisa mengendalikan pesawat akibat keseimbangan pesawat mendadak berubah dengan jatuhnya mesin berbobot sekitar 5 ton. Pesawat mendarat dan menghujam tempat parkir kendaraan 31 detik kemudian dan 271 penumpang plus awak tewas seketika.
Kecelakaan lain menyangkut mesin copot dialami oleh pesawat kargo El-Al milik flag carier Israel, 4 Oktober 1992. Mesin nomor empat atau yang paling ujung pada sayap kanan, tiba-tiba lepas akibat dua fuse-pin (baut kedudukan mesin) lepas. Disusul kemudian oleh mesin nomor tiga. Mendadak kehilangan dua mesin, pilot tidak dapat mengendalikan pesawat dan menabrak gedung bertingkat di Amsterdam, Belanda. Empat awak tewas berikut 47 penghuni flat yang ditabrak.
Sumber: Kompas, 15 November 2001
Wacana 2
Sejarah Kloning

Berkembangnya ilmu rekayasa genetika, bisa dikatakan berawal dari temuan bersejarah, James Watson dan Francis Crick berupa informasi genetik DNA yang struktur molekulnya berbentuk helix ganda, 1953.
Oktober 1990, National Institute of Health mengumumkan pekerjaan ambisius, memetakan struktur genetik manusia dalam ...................................................................................................... ...........................................................................................................................................
Februari 1997, ilmuwan Skotlandia berhasil mengembangkan Dolly, anak domba yang dikloning dari sel kambing dewasa. Ini diikuti domba kloning Poly yang dihasilkan dari sel kulit yang dimodifikasi dengan tambahan gen manusia, Juli 1997.
Juli 1998, para peneliti di Universitas Hawaii mengkloning 50 ekor tikus dalam tiga generasi yang sel-selnya dikembangkan dari satu ekor tikus.
Tahun 2000, peneliti di Oregon memproduksi rhesus monyet yang dinamai Tetra dengan cara memisahkan embrio fase dini dan kemudian mencangkokkan kembali potongan-potongan itu ke rahim induknya.
Terakhir, November 2001, pengumuman eberhasilan kloning manusia untuk tujuan terapi. (AP/MSNBC/Reuters/nes)
Sumber: Kompas, 27 November 2001

Kedua wacana tersebut adalah contoh dari karangan eksposisi proses. Wacana pertama menjelaskan bagaimana proses terjadinya dua buah kecelakaan pesawat terbang. Wacana kedua menjelaskan perkembangan ilmu rekayasa genetika.


5.3.2 Pola Pengembangan Proses
Pola pengembangan karangan eksposisi bisa bermacam-macam, di antaranya pola pengembangan proses. Paragraf proses itu menyangkut jawaban atas pertanyaan bagaimana bekerjanya, bagaimana mengerjakan hal itu (membuat hal ini), bagaimana barang itu disusun, bagaimana hal itu terjadi.

Gorys Keraf dalam Komposisi (Ende Flores: Nusa Indah, 1994: 92) menjelaskan bahwa proses merupakan urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menghasilkan atau menciptakan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian.

Bacalah wacana berikut ini, kemudian kerjakan pelatihan!

Pembibitan Jenis Unggul

Sejak dahulu para petani meningkatkan panennya dengan pembibitan yang saksama, memilih tumbuhan induk yang kuat dan sehat, serta mengombinasikan sifat-sifat terbaik dari berbagai varietas tumbuhan.
Penelitian pertama tentang bagaimana sifat-sifat diturunkan dari induk kepada keturunannya dilakukan oleh Gregor Mendel, seorang rahib Austria yang hidup pada pertengahan abad XIX. Untuk penelitiannya, dia memilih ercis yang tumbuh di kebunnya, dengan dua alasan. Pertama, di antara tumbuhan ercis terdapat perbedaan yang besar. Sebagian tinggi, sebagian pendek, sebagian berwarna kuning, sebagian hijau, dan sebagainya. Kedua, ercis penyerbukannya sendiri. Jadi tidak ada bahaya penyerbukan silang karena serangga atau angin yang dapat membingungkan percobaan.
Pertama-tama Mendel mengambil tumbuhan yang tinggi dan pendek, dan membiarkan terjadinya penyerbukan sendiri. Tumbuhan yang tinggi selalu menghasilkan anak-anak yang tinggi, dan tumbuhan yang pendek menghasilkan anak-anak yang pendek. Selanjutnya, dia menyilangkan tumbuhan yang tinggi dengan yang pendek, dan sebaliknya. Apakah anaknya akan tinggi, pendek, atau sedang? Mendel tercengang karena semuanya tinggi. Dia memutuskan bahwa setiap tumbuhan harus membawa zat khusus atau faktor, untuk mengontrol ketinggian. Dia menyebut faktor tinggi itu dominan, karena hasil kawin silang semuanya tinggi, faktor pendek disebut resesif karena tidak muncul.
Mendel kemudian membiarkan tumbuhan hasil persilangan itu melakukan penyerbukan sendiri. Ia lebih tercengang lagi ketika anak tumbuhan itu muncul. Kebanyakan pohonnya tinggi, tetapi beberapa pohon ada yang pendek. Di samping tiga tumbuhan yang tinggi, ada satu yang pendek. Tidak ada yang pertengahan. Hasil persilangan itu walaupun tinggi, tentu membawa faktor pendek; diturunkan dari induknya yang pendek. Dia mengambil kesimpulan, bahwa setiap tumbuhan pasti membawa dua faktor, satu dari telur dan satu dari pollen. Bila kita menamakan faktor yang menghasilkan tinggi T, dan yang menghasilkan tumbuhan pendek t, tumbuhan asli tinggi TT dan tumbuhan asli pendek tt, keturunan asli tinggi dan asli pendek adalah Tt atau tT. Tetapi apabila membiak, turunannya mungkin TT atau tt atau tT atau Tt. Karena T dominan terhadap t, maka TT, tT, dan Tt semuanya tinggi. Hanya tt yang pendek, karena tidak mengandung T. Itulah sebabnya mengapa ada tiga yang tinggi untuk tiap yang pendek. Gregor Mendel adalah peletak dasar ilmu genetika modern. “Faktor-faktor” Mendel itu sekarang disebut gen.

Perkawinan Silang
Para ahli mencoba untuk menghasilkan tumbuhan yang lebih baik dan berguna secara perkawinan silang tumbuhan yang bersifat baik dan berguna. Mereka menggunakan hukum genetika yang ditemukan Mendel untuk meramalkan hasil setiap persilangan. Para ahli juga mengubah gen dengan berbagai macam radiasi. Tidak ada cara untuk mengontrol perubahan. Kebanyakan merugikan, tetapi perubahan yang baik cukup banyak untuk menghasilkan jenis unggul.

Gen dan Kromosom
Cara makhluk hidup berkembang dan tumbuh dikontrol oleh kode perintah yang dibawa oleh kromosom, yang berbentuk benang-benang kecil dalam nukleus sel. Masing-masing adalah rantai gen dan setiap gen membawa perintah untuk satu sifat. Sel yang normal mempunyai beberapa pasang kromosom. Setiap pasang membawa kode untuk sifat yang sama.Tetapi sel pembiakan (telur, sperma, atau pollen) hanya menerima satu kromosom dari setiap pasang. Pada pembuahan, telur memberikan satu kromosom dan satu dari sel jantan. Maka, makhluk yang baru akan mempunyai pasangan kromosom yang lengkap.

Tugas Individu
1. Tuliskan pokok-pokok pikiran tiap paragraf wacana di atas!
2. Berdasarkan pokok-pokok pikiran yang sudah Anda tulis, buatlah rangkuman bagaimana Gregor Mendel melakukan proses penelitiannya!
3. a. Buatlah satu paragraf eksposisi proses yang dikembangkan dengan contoh!
b. Pilihlah salah satu topik yang bertema “Teknologi”!

Paragraf Persuasif

Paragraf persuasif adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Berikut ini langkah-langkah yang dapat ditempuh bila Anda akan menulis paragraf persuasif.

A. Menentukan Topik dan Tujuan
Dalam paragraf persuasif, tujuan penulis dapat dikemukakan secara langsung. Misalnya, topik yang dibuat oleh penulis adalah “Menghidari pengaruh buruk nakotika dan obat-obatan terlarang lainnya”. Tujuan penulisan yang dapat dirumuskan adalah meyakinkan pembaca bahwa narkotika dan obat-obat terlarang lain merupakan pembunuh berdarah dingin yang secara perlahan membawa pecandunya ke liang lahat.

B. Membuat kerangka Karangan
Agar susunan tulisan persuasif itu sistematis dan logis, kerangka tulisan perlu mendapat perhatian dalam perumusannya.
Susunan pembahasan yang tepat untuk paragraf persuasif adalah susunan logis dengan urutan sebab akibat. Dengan pembahasan seperti ini, pembaca langsung dihadapkan pada masalah yang sedang dibahas.
Contoh kerangka tulisan persuasif dengan topik “Menghilangkan pengaruh buruk narkotika dan obat-obat terlarang lain” ialah sebagai berikut.

1. Hakikat Narkotika dan Obat-obat Terlarang
1.1 Pengertian narkotika dan obat-obat terlarang
1.2 Jenis narkotika, bentuk, dan harga
1.3 Efek masing-masing jenis narkotika bagi tubuh
2. Latar Belakang Pecandu Narkotika
2.1 Frustasi
2.2 Broken home
2.3 Ingin disebut modern
2.4 Sebab-sebab lain
3. Pengaruh yang Ditimbulkan oleh Narkotika
3.1 Pengaruh narkotika terhadap kondisi fisik dan kejiwaan pecandu
3.2 Pengaruh narkotika terhadap masa depan pecandu
3.3 Pengaruh narkotika terhadap masyarakat
4. Cara Penanggulangan yang Mungkin Dilakukan
4.1 Menghilangkan hal-hal yang menjadi penyebab terjerumusnya seseorang ke dalam dunia narkotika
4.2 Meningkatkan kerja sama antara orang tua-guru-kepolisian dalam memberantas narkotika

C. Mengumpulkan Bahan
Bahan dapat diperoleh melalui kegiatan pengamatan, wawancara, dan penyebaran angket kepada responden.
Pada saat mengumpulkan bahan, kita dapat membuat catatan, baik kutipan langsung maupun tidak langsung, yang nantinya dapat dijadikan sebagai barang bukti.
Contoh.
Peneliti mengungkapkan bahwa sebab-sebab seseorang dapat terjerumus ke dalam dunia narkotika: 45% broken home, 20% frustasi, 17% ingin disebut modern, dan sisanya karena sebab lain (Sukartono, 1987:45)

Artinya:
Data tersebut diperoleh dari buku karangan Sukartono yang diterbitkan pada tahun 1987, halaman 45.

D. Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dalam suatu karangan persuasi harus kita lakukan dengan benar agar tujuan kita tercapai. Suatu kesimpulan dapat dibuat apabila data yang diperoleh telah dianalisis. Penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan cara induksi atau deduksi.
Contoh:
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di beberapa kota besar di Jawa Barat dapat dikemukakan ciri-ciri seorang pecandu narkoba adalah ....

E. Penutup
Pada bagian ini penulis mengajak pembaca untuk waspada dan hati-hati agar tidak terjerumus ke dalam dunia narkotika dan menjauhi narkotika yang berbahaya bagi kesehatan fisik dan jiwa.
Contoh paragraf persuasif:

Contoh pertama:
Kita semua mengetahui bahawa kondisi lingkungan Kota Jakarta sudah sangat memprihatinkan. Banyak sekali sungai yang kotor akibat pembuangan limbah yang tidak teratur serta pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor yang semakin banyak. Ini semua dapat menyebabkan gangguan bagi makhluk hidup di Kota Jakarta, temasuk manusia. Pernapasan kita dapat terganggu dan keindahan Kota Jakarta tercemar. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita sebagai penduduk Kota Jakarta berusaha untuk melestarikan lingkungan kota ini dengan berbagai macam usaha. Di antaranya adalah dengan penghijauan, pembuatan taman kota, dan pelarangan membuang sampah di sembarang tempat. Ini semua dapat mengendalikan keindahan Kota Jakarta.

Contoh kedua:
terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.

Label:

Membacakan Puisi

Teknik Membaca Puisi yang Memikat
Teknik membaca puisi menyangkut berbagai hal, agar tampilannya lebih menarik, indah, komunikatif, dan segar. Teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut.

a. Vokal/Lafal
Dalam membaca puisi diperlukan pengucapan vokal atau lafal yang jelas. Dengan demikian, pendengar akan memahami secara jelas apa yang kita sampaikan. Gerakan mulut perlu senantiasa dilatih untuk mengucapkan fonem atau kata secara tepat dan jelas. Misalnya, suara ta, tha, hemm, emm, uh, oh, huh, dan sebagainya.

b. Intonasi/Tekanan
Selain olah vokal juga perlu olah intonasi dan tekanan suara, seperti sedang, berat, ringan, kemerduan. Perlu diperhatikan tekanan dinamik (keras-lembut: mas, mass, masss!, massss-masss), tekanan tempo (cepat-lambat) akan berbeda dengan suara reporter dan pranatacara tetapi cukup lantang.


c. Penghayatan
Latihan penghayatan juga sangat diperlukan untuk dapat membaca puisi secara memikat dan menarik. Untuk dapat menghayati puisi dengan baik, kalian wajib membaca naskah terlebih dahulu dan memahami isinya. Oleh karena itu, bacalah naskah puisi kalian secara berulang-ulang dalam hati dan carilah kata-kata sulit yang belum dimengerti maknanya. Kegiatan yang Menumbuhkan Kreativitas.
Contoh: baris terakhir dalam puisi Bagai Sepasang Kekasih yang menyebut Bergelimang dalam bandang

d. Gerak/Mimik dan Ekspresi
Gerak/mimik dan ekspersi yang tidak tepat juga membuat pembacaan puisi kurang menarik. Oleh karena itu, dalam pembacaan puisi harus memerhatikan betul isi dan penghayatan terhadap naskah puisi yang akan dibaca sehingga dapat sesuai.

e. Latihan Pernapasan
Latihan bernapas panjang-pendek, datar, terengah-engah sangat dibutuhkan dalam membaca puisi. Latihan semacam itu harus dilatih dengan menyeimbangkan pernapasan dada dan perut, agar pembacaan puisi tidak tersendat-sendat. Setelah memahami teknik membaca puisi yang baik, cobalah membaca puisi hasil karya sendiri. Apabila belum tersedia, Anda dapat membaca puisi-puisi karya penyair berikut ini.

Puisi a

Bagai Sepasang Kekasih
selepas gemuruh di pagi benderang itu
semua kenangan tentang lelaki suci
dan perempuan binal yang kaukisahkan
kembali menggayut di benakku
bagai sepasang kekasih berenang
melawan gelombang tanpa perahu
tiada dermaga sebab telah runtuh
beberapa detik lalu....
mungkin kau adalah sisa
dari silsilah manusia
yang menulis tahi lalat
di sejarah yang pekat
sebelum kota menjadi punah
menenggelamkan segala seranah
aku seperti sudah membaca sejarah
tentang orang-orang jadi ikan
dihanyutkan oleh bandang
selepas gaduh di pagi benderang itu
aku benar-benar kehilangan sejarah


Puisi b
tentang kota yang memendam sejarah
kecuali tentang orang-orang
yang telah menjadi ikan
bergelimang dalam bandang
(Oleh: Isbedy Stiawan)

Mestinya
mestinya
hanya ikan yang tergeletak di atas pasir
di atas batu
mestinya
hanya kepiting kelapa yang bergerak di lensa kamera
sayap-sayap camar
mestinya hanya kecap yang ditumpahkan di atas kuah
di atas udang bakar dan denting gitar
mestinya hanya bir yang berbuih di bibir gelas
hanya sagu
hanya batang keras berduri yang dibacok dan dicincang
dipukul-pukul sampai hancur
mestinya
hanya azan dan angin yang datang dari bukit-bukit
lonceng yang gembira
buah pala
keranjang bambu
ranting kayu putih
mestinya hanya dia yang dibabat parang dan disuling
agar harumnya menghangatkan lagu-lagu
mestinya cukup gamalama yang meledak
menyebar api di kebun cengkih
mestinya cukup langit yang berasap
cukup itu saja yang di sebelah sana
Oleh: F. Rahardi
(Sumber: Kompas, 20 Februari 2006:20)

MEMBACAKAN PUISI

Pernahkah Anda membaca puisi? Puisi yang dibacakan dapat lebih dihayati, baik oleh pendengar ataupun pembacanya jika diperhatikan aspek lafal, nada, intonasi, dan tekanannya. Lafal meliputi kejelasan kita dalam mengucapkan kata-kata puisi. Nada meliputi cara suasana kita membawakan puisi yang bernuansa sedih, semangat, atau bahkan syahdu. Adapun intonasi puisi yang dibacakan menyangkut bagaimana kita membuat jeda antarkata ataupun antarbaris dalam puisi. Intonasi harus kita perhatikan karena menyangkut kapan kita harus berhenti dalam membacakan kata-kata puisi. Selanjutnya, tekanan menyangkut kapan kita harus menaikkan atau menurunkan tinggi rendahnya puisi yang kita deklamasikan.
Pembacaan puisi yang penuh penghayatan kadang membuat pendengar terbawa atau terhanyut dalam isi puisi. Seseorang yang mendeklamasikan puisi dengan memenuhi kaidah lafal, nada, intonasi, dan tekanan akan membuat puisi itu lebih bermakna dan dihayati oleh pendengar. Salah satu penyair yang ahli mendeklamasikan puisinya adalah Sutardji Calzoum Bachri. Ia selalu membawakan puisinya seakan masuk dunia lain yang sangat puitis dan begitu indah didengar.
Apakah Anda mengenal penyair lain yang sering membacakan puisinya dengan baik? Bagaimanakah cara mendeklamasikan puisi yang baik itu? Berikut ini teknik dasar yang dapat Anda praktikkan untuk berlatih mendeklamasikan puisi.
1. Kenali dulu gaya atau jenis puisi tersebut. Misalnya, puisi yang berisi perjuangan nantinya harus dibawakan dengan gaya semangat. Adapun jika puisi tersebut berisi hal yang penuh nilai-nilai religius dapat dibawakan dengan suasana syahdu.
2. Hayati dan pahami isi puisi dengan interpretasi Anda sendiri. Hal ini akan membantu Anda merasakan bahwa puisi yang dibawakan nantinya akan menyatu dengan sanubari Anda sendiri.
3. Selanjutnya, Anda dapat membaca secara berulang-ulang isi puisi tersebut. Mulanya, mungkin Anda bisa membacanya dalam hati kemudian mengucapkan secara bergumam. Selama menghayati dengan membaca berulang-ulang, janganlah Anda terpengaruh oleh suasana sekeliling. Tanamkanlah dalam diri bahwa Anda bisa masuk dalam isi dunia puisi tersebut. Dengan begitu, Anda akan menyatu dengan keseluruhan bait puisi dan makna di dalamnya secara penuh.
4. Lakukanlah latihan membaca puisi dengan berulang-ulang. Sebelumnya, Anda dapat memberi tanda intonasi, tekanan, atau nada pada puisi yang akan Anda bacakan. Hal ini nantinya akan membantu Anda dalam mendeklamasikan isi puisi dengan pembawaan sepenuh hati. Sebagai langkah awal, lakukanlah latihan di depan cermin. Dalam hal ini, Anda sekaligus dapat menilai gesture serta mimik Anda sendiri. Selanjutnya, Anda dapat mempraktikkan pendeklamasian puisi di hadapan teman atau keluarga Anda. Silakan Anda meminta pendapat dari mereka. Hal ini akan lebih membantu Anda jika ada kritik atau masukan dari orang lain.
Dalam puisi tersebut, digambarkan jiwa penyair tidak akan pernah mati di mata dan di hati apresiatornya. Jiwa penyair akan selalu abadi meski sang penyair telah meninggalkan alam fana ini. Mengapa demikian? Segala harapan dan impiannya tentang hidup dan kehidupan, termasuk kesepian dan kesunyian, telah dikristalkan lewat larik-larik puisi yang ditulisnya dengan rasa kecintaan mendalam. Kecintaan itu adalah kecintaan terhadap hidup, baik pada yang kelak akan musnah maupun yang abadi. Hal tersebut menggerakkan sang penyair untuk terus menghasilkan puisi-puisinya. Tentunya Anda telah memahami kira-kira bagaimana pembacaan puisi dengan baik. Anda dapat menentukan bagaimana lafal, nada, tekanan, hingga intonasi yang baik. Misalnya, puisi tersebut dibacakan dengan lafal yang jelas dan nada yang begitu syahdu. Adapun tekanannya digunakan di berbagai baris tertentu dengan intonasi yang jelas di bagian tertentu pula.

Menulis Puisi
Secara umum, tidak ada paksaan bagi seseorang untuk menulis puisi. Setiap orang dapat menulis puisi. Masalahnya, mau atau tidak mau orang tersebut tergerak untuk menuliskan katakata yang mampu mewakili hatinya. Misalnya, jika Anda sedang sedih, jatuh cinta, kecewa, rindu pada Tuhan atau orang terkasih, semuanya dapat diekspresikan dalam bentuk puisi.
Selanjutnya, Anda harus sering berlatih untuk mengolah kata dan rasa. Hal ini secara perlahan dapat dilakukan dengan memahami teknikteknik menulis puisi. Dalam pelajaran ini, Anda akan belajar memahami teknikteknik tersebut dan mempraktikannya.
1. Mengenal Jenis-Jenis Puisi
Ditinjau dari bentuk dan isinya, puisi dapat dibedakan menjadi jenis berikut.
a. Puisi epik, yakni suatu puisi yang di dalamnya mengandung cerita kepahlawanan, baik kepahlawanan yang berhubungan dengan legenda, kepercayaan, maupun sejarah. Puisi epik dibedakan menjadi folk epic, yakni jika nilai akhir puisi itu untuk dinyanyikan, dan literary epic, yakni jika nilai akhir puisi itu untuk dibaca, dipahami, dan diresapi maknanya.
b. Puisi naratif, yakni puisi yang di dalamnya mengandung suatu cerita, menjadi pelaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita. Jenis puisi yang termasuk dalam jenis puisi naratif ini adalah balada yang dibedakan menjadi folk ballad dan literary ballad. Ini adalah ragam puisi yang berkisah tentang kehidupan manusia dengan segala macam sifat pengasihnya, kecemburuan, kedengkian, ketakutan, kepedihan, dan keriangannya. Jenis puisi lain yang termasuk dalam puisi naratif adalah poetic tale, yaitu puisi yang berisi dongeng-dongeng rakyat.
c. Puisi lirik, yakni puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap, maupun suasana batin yang melingkupinya. Jenis puisi lirik umumnya paling banyak terdapat dalam khazanah sastra modern di Indonesia. Misalnya, dalam puisipuisi Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, dan lain-lain.
d. Puisi dramatik, yakni salah satu jenis puisi yang secara objektif menggambarkan perilaku seseorang, baik lewat lakuan, dialog, maupun monolog sehingga mengandung suatu gambaran kisah tertentu. Dalam puisi dramatik dapat saja penyair berkisah tentang dirinya atau orang lain yang diwakilinya lewat monolog.
e. Puisi didaktik, yakni puisi yang mengandung nilai-nilai kependidikan yang umumnya ditampilkan secara eksplisit.
f. Puisi satirik, yaitu puisi yang mengandung sindiran atau kritik tentang kepincangan atau ketidakberesan kehidupan suatu kelompok maupun suatu masyarakat.
g. Romance, yakni puisi yang berisi luapan rasa cinta seseorang terhadap sang kekasih.
h. Elegi, yakni puisi ratapan yang mengungkapkan rasa pedih dan kedukaan seseorang.
i. Ode, yakni puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang memiliki jasa ataupun sikap kepahlawanan.
j. Hymne, yakni puisi yang berisi pujian kepada Tuhan maupun ungkapan rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air.

2. Bait dalam Puisi

Perhatikanlah puisi "Isa" karya Chairil Anwar berikut.
Itu tubuh
mengucur darah
mengucur darah
rubuh
patah
mendampar tanya: aku salah?

Puisi Chairil Anwar tersebut terdiri atas enam bait, tiga di antaranya merupakan bait yang hanya terdiri atas satu larik puisi tersebut. Salah satunya terdapat dalam enggalan tersebut, yakni bait "mendampar tanya: aku salah?"
Peranan bait dalam puisi adalah untuk membentuk suatu ke satuan makna dalam rangka mewujudkan pokok pikiran tertentu yang berbeda dengan satuan makna dalam kelompok larik lainnya. Pada sisi lain, bait juga berperan menciptakan tipografi puisi.
Selain itu, bait juga berperanan dalam menekankan atau mementingkan suatu gagasan serta menunjukkan adanya loncatan-loncatan gagasan yang dituangkan penyairnya. Sekarang, dengan jelas Anda dapat mengetahui bahwa baitbait dalam puisi dapat diibaratkan sebagai suatu paragraf karangan yang paragraf atau baitnya telah mengandung pokokpokok pikiran tertentu.
Bait merupakan satuan yang lebih besar dari baris yang ada dalam puisi. Bait merujuk pada kesatuan larik yang berada dalam rangka mendukung satu kesatuan pokok pikiran, terpisah dari kelompok larik (bait) lainnya. Dalam puisi, keberadaan bait sebagai kumpulan larik tidaklah mutlak.
Peranan bait dalam puisi adalah untuk membentuk suatu ke satuan makna dalam rangka mewujudkan pokok pikiran tertentu yang berbeda dengan satuan makna dalam kelompok larik lainnya.
Pada sisi lain, bait juga berperan menciptakan tipografi puisi. Selain itu, bait juga berperanan dalam menekankan atau mementingkan suatu gagasan serta menunjukkan adanya loncatan-loncatan gagasan yang dituangkan penyairnya. Sekarang, dengan jelas Anda dapat mengetahui bahwa baitbait dalam puisi dapat diibaratkan sebagai suatu paragraf karangan yang paragraf atau baitnya telah mengandung pokokpokok pikiran tertentu.

3. Unsur Rima dan Irama dalam Puisi

Ke manakah pergi
mencari matahari
ketika salju turun
pohon kehilangan daun
Ke manakah jalan
mencari lindungan
ketika tubuh kuyup
dan pintu tertutup
Ke manakah lari
mencari api
ketika bara hati
padam tak berarti
Ke manakah pergi
Ke manakah pergi
selain mencuci diri
Setelah membaca puisi berjudul "Salju" karya Wing Kardjo tersebut, apakah yang pertama kali menarik perhatian Anda? Sejalan dengan telaah unsur bangun struktur, Anda tentunya mencoba mengamati contoh konkret dari apa yang disebut bangun struktur puisi. Dari sejumlah unsur struktur puisi yang telah diungkapkan, sekarang kita pusatkan perhatian pada aspek bunyi terlebih dahulu.
Jika berbicara tentang masalah bunyi dalam puisi, kita harus memahami konsep tentang hal-hal berikut.

a. Rima, menyangkut pengulangan bunyi yang berselang, baik di dalam larik puisi maupun pada akhir larik sajak yang berdekatan.
b. Irama, yakni paduan bunyi yang menimbulkan unsur musikalitas, baik berupa alunan tinggi-rendah, panjang-pendek, dan kuatlemah yang keseluruhannya mampu menumbuhkan kemerduan, kesan suasana, serta nuansa makna tertentu. Timbulnya irama itu, selain akibat penataan rima, juga akibat pemberian aksentuasi dan intonasi maupun tempo sewaktu melaksanakan pembacaan secara oral.
c. Ragam bunyi meliputi euphony, cacophony, dan onomatope. Rima adalah bunyi yang berselang atau berulang, baik di dalam larik puisi maupun pada akhir lariklarik puisi. Pada contoh puisi tersebut, misalnya, dapat dilihat adanya pengulangan bunyi vokal (e) seperti tampak pada larik "ke manakah pergi". Perulangan bunyi demikian disebut asonansi. Selain itu, juga dapat diamati adanya perulangan bunyi konsonan (n) seperti nampak pada larik "pohon kehilangan daun". Perulangan bunyi konsonan itu disebut aliterasi. Perulangan bunyi seperti contoh tersebut berlaku di antara kata-kata dalam satu larik. Rima demikian itu disebut rima dalam.
Lebih lanjut, jika kita mengamati bait pertama puisi "Salju" tersebut, tampak juga adanya paduan bunyi antara setiap akhir larik sehingga menimbulkan pola persajakan vokal /i/ — vokal /i/ dengan konsonan /n/ — konsonan /n/ seperti tampak pada bentuk . . . pergi/. . . matahari/. . . turun/. . . daun. Rima demikian itu, yakni rima yang terdapat pada akhir larik puisi, disebut rima akhir.
Ada yang memisahkan kita, jam dinding ini
ada yang mengisahkan kita, bumi bisik-bisik ini
ada. Tapi tak ada kucium waangi kainmu sebelum
pergi tak ada. Tapi langkah gerimis bukan sendiri.

Pengulangan bunyi disebut rima sempurna jika meliputi baik pengulangan konsonan maupun vokal, seperti tampak pada bentuk "pergi" dan "sendiri", larik 3 dan 4 puisi tersebut. Adapun pengulangan bunyi disebut rima rupa jika pengulangan hanya tampak pada penulisan suatu bunyi, sedangkan pelafalannya tidak sama. Misalnya, rima antara bunyi vokal /u/ dalam bentuk "bulan" serta bunyi vokal /u/ dalam "belum", seperti tampak pada salah satu
puisi Abdul Hadi W.M. berjudul "Dan Bajumu" berikut.
Pasang bajumu. Dingin akan lalu melewat
menyusup dekat semak-semak pohon kayu
Tapi bulan belum kelihatan, puncak-puncak bukit
sudah berhenti membandingkan dukamu,
sehari keluh kesah

Anda tentunya telah mengenal istilah euphony sebagai salah satu ragam bunyi yang mampu menuansakan suasana keriangan, vitalitas, maupun gerak. Bunyi euphony umumnya berupa bunyi-bunyi vokal. Anda sendiri dapat mengetahui bahwa kata-kata yang mengandung sesuatu yang menyenangkan umumnya mengandung bunyi vokal, seperti tampak pada kata "gembira", "bernyanyi", "berlari", dan lainlain. Pada puisi "Salju" tersebut, Anda dapat melihat adanya kata "pergi/mencari/matahari".
Berkebalikan dengan bunyi euphony, bunyi cacophony adalah bunyi yang menuansakan suasana ketertekanan batin, kebekuan, kesepian ataupun kesedihan. Jika bunyi euphony umumnya terdapat dalam bentuk vokal, bunyi cacophony umumnya berupa bunyibunyi konsonan yang berada di akhir kata. Bunyi konsonan itu dapat berupa bunyi bilabial, seperti nampak pada lariklarik ketika tubuh kuyup dan pintu tertutup.
Peranan bunyi dalam puisi meliputi halhal berikut: untuk menciptakan nilai keindahan lewat unsur musikalitas atau kemerduan; untuk menuansakan makna tertentu sebagai perwujudan rasa dan sikap penyairnya; untuk menciptakan suasana tertentu sebagai perwujudan suasana batin dan sikap penyairnya.

4. Majas dalam Puisi
Beberapa contoh majas yang ada dalam puisi adalah sebagai berikut.
a. Metafora, yakni pengungkapan yang mengandung makna secara tersirat untuk mengungkapkan acuan makna yang lain selain makna sebenarnya, misalnya, "cemara pun gugur daun" mengungkapkan makna “ketidakabadian kehidupan".
b. Metonimia, yakni pengungkapan dengan menggunakan suatu realitas tertentu, baik itu nama orang, benda, atau sesuatu yang lain untuk menampilkan maknamakna tertentu. Misalnya, "Hei! Jangan kaupatahkan kuntum bunga itu". "Kuntum bunga" di situ mewakili makna tentang remaja yang sedang tumbuh untuk mencapai citacita hidupnya.
c. Anafora, yakni pengulangan kata atau frase pada awal dua larik puisi secara berurutan untuk penekanan atau keefektifan bahasa. Misalnya, terdapat dalam salah satu puisi Sapardi Djoko Damono berikut.
Kita tinggalkan kota ini, ketika menyeberang sungai
terasa waktu masih mengalir
di luar diri kita. Awas, jangan menoleh,
tak ada yang memerlukan kita lagi
tak ada yang memanggil kembali.
d. Oksimoron, yaitu majas yang menggunakan penggabungan kata yang sebenarnya acuan maknanya bertentangan. Misalnya, pada salah satu puisi Sapardi Djoko Damono berikut.

Begini: kita mesti berpisah. Sebab
Sudah terlampau lama bercinta

Label:

Macam-macam Majas

Dalam penggunaan bahasa, untuk berbagai keperluan, baik lisan maupun tulisan, baik resmi maupun tidak resmi, kita sering menggunakan atau menemukan penggunaan majas. Penggunaan majas tersebut salah satunya untuk mengungkapkan suatu maksud.
Untuk mempermudah pemahaman Anda, di bawah ini akan diuraikan macam-macam majas, sebagai berikut.

1. Litotes
Majas yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri. Sesuatu hal dinyatakan kurang dari keadaan sebenarnya atau suatu pikiran dinyatakan dengan menyangkal lawan katanya. Contoh:
a. Kedudukan saya ini tidak ada artinya sama sekali.
b. Apa yang kami hadiahkan ini sebenarnya tidak ada artinya sama sekali bagimu.


2. Paradoks
Majas yang mengandung pertentangan nyata dengan fakta-fakta yang ada. Paradoks dapat juga berarti semua hal yang menarik perhatian karena kebenarannya. Contoh:
a. Ia mati kelaparan di tengah-tengah kekayaan yang berlimpah-limpah.
b. Dina merasa kesepian di tengah-tengah keramaian kota.

3. Pleonasme
Majas ini mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan. Contoh:
a. Saya telah mendengar hal itu dengan telinga saya sendiri.
b. Saya melihat kejadian itu dengan mata kepala saya sendiri.

4. Elipsis
Majas ini berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau pendengar, sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhi pola yang berlaku. Contoh:
• Masihkah kau tidak percaya bahwa dari segi fisik engkau
• tak apa-apa, badanmu sehat; tetapi psikis ... .

5. Metonimia
Majas ini mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. Contoh:
• Pena lebih berbahaya dari pedang.

6. Persamaan atau simile
Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit adalah langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya. Contoh:
a. Kikirnya seperti kepiting batu.
b. Mukanya merah laksana kepiting rebus.

7. Metafora
Majas ini semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata, dan sebagainya. Makna sebuah metafora dibatasi oleh sebuah konteks. Contoh:
• Perahu itu menggergaji ombak.


8. Personifikasi
Majas kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Personifikasi (penginsanan) merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang mengiaskan benda-benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia.
Contoh:
a. Angin yang meraung di tengah malam yang gelap itu menambah lagi ketakutan kami.
b. Kata-katanya tajam seperti mata pisau.

9. Ironi atau sindiran
Majas ini ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya.
Contoh:
a. Saya tahu Anda adalah seorang gadis yang paling cantik di dunia ini yang perlu mendapat tempat terhormat!
b. Kamu datang sangat tepat waktu, sudah 5 mobil tujuan kita melintas.

10. Sinisme
Sinisme adalah sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Contoh:
• Tidak diragukan lagi bahwa Andalah orangnya, sehingga semua kebijaksanaan terdahulu harus dibatalkan seluruhnya!


11. Sarkasme
Majas ini lebih kasar dari ironi dan sinisme. Majas sarkasme mengandung kepahitan dan celaan yang getir. Contoh:
a. Mulut harimau kau!
b. Lihat sang Raksasa itu! (maksudnya si Cebol)

12. Sinekdoke
Semacam bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totem pro parte). Contoh:
a. Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp 1.000,00 (pars pro toto).
b. Pertandingan sepak bola antara Indonesia melawan Malaysia berakhir dengan kemenangan Indonesia (totem pro parte).

13. Hiperbola
Majas yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan, dengan membesar-besarkan sesuatu hal. Contoh:
a. Kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampir meledak kepalaku.
b. Sudilah tuan mampir di gubuk sederhana saya.

14. Eufimisme
Majas yang menyatakan sesuatu dengan ungkapan yang lebih halus. Contoh:
a. Untuk menjaga kesetabilan ekonomi, pemerintah menetapkan kebijakan penyesuaian harga BBM. (kenaikan harga).
b. Untuk mengatasi masalah keuangan, perusahaan itu merumahkan sebagian karyawannya. (mem-PHK).

15. Litotes
Majas yang menyatakan sesuatu lebih rendah dengan keadaan sebenarnya. Contoh:
• Apalah artinya saya ini, sedikit yang bisa saya sumbangkan bagi generasi bangsaku.


16. Retoris
Majas ini berupa pertanyaan yang tidak menuntut suatu jawaban.
Contoh:
• Bukankah kita ini bangsa yang beragam adat, suku, dan budaya, mengapa hendak diseragamkan?


Tugas Kelompok
1. Tulislah 5 pargaraf yang mengandung majas! Masing-masing paragraf mengandung 1 majas.
2. Jelaskan majas yang terdapat dalam paragraf yang ditulis!
3. Bacakan di depan kelas agar ditanggapi oleh kelompok lain!
4. Perbaiki paragraf, jika ada masukan dari kelompok lain!

Tugas Individu
Kalimat-kalimat di bawah ini tergolong majas apa?
a. Kulihat ada bulan baru saja kembali ke peraduannya, ketika kami tiba di sana.
b. Darah yang merah itu melumuri seluruh tubuhnya.
c. Ia telah memeras keringat habis-habisan.
d. Kulihat ada bulan di kotamu lalu turun di bawah pohon belimbing depan rumahmu barangkali ia menyeka mimpimu.
e. Bibirnya seperti delima merekah.
f. Mobilnya terbatuk-batuk sejak pagi tadi.
g. Matahari baru saja kembali ke peraduannya, ketika kami tiba di sana.
h. Pemuda-pemuda adalah bunga bangsa.
i. Matanya seperti bintang timur.
j. Kelakuanmu memuakkan saya!

Label:

BAB 10

WAWANCARA

Tahap-tahap Pelaksanaan Wawancara

1. Wartawan : Bagaimana pendapat ibu mengenai acara ini?
Ibu Cahya : Bagus sekali! Benar-benar hebat!
Wartawan : Bersama siap ibu datang ke acara ini?
Ibu Cahya : Bersama anak-anak saya, itu mereka.
Dalam wawancara di atas, wartawan bertindak sebagai ......
a. Pengatur acara
b. Artis
c. Narasumber
d. Terwawancara
e. pewawancara


2. Wawancara serta merta merupakan wawancara yang dilakukan secara ......
a. Spontan
b. Sesuai rencana
c. Formal
d. Berurutan
e. Sesuai waktu
3. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pewawancara adalah sebagai berikut, kecuali ......
a. kerahasiaan sumber informasi
b. kecermatan dalam pencatatan hasil wawancara
c. dampak sosial hasil wawancara
d. kendala waktu dan tempat
e. keuangan yang harus disediakan untuk wawancara

Label:

BAB 9

MERINGKAS TEKS DAN MEMBACA MEMINDAI

A. MERINGKAS TEKS

1. Kita menghadapi sebuah tulisan yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berusaha memberikan kejelasan kepada pembaca mengenai suatu masalah tertentu.
2. Mengemukakan latar belakang timbulnya permasalahan tersebut.
3. Mengetengahkan fakta dan data yang meyakinkan.
Berdasarkan ciri di atas, dapat disimpulkan bahwa kita berhadapan dengan tulisan berbentuk ......
a. argumentasi
b. eksposisi
c. persuasi
d. deskripsi
e. narasi


2. Ular, buaya, cicak, dan sebagainya termasuk enis binatang melata. Sebagaimana jenis binatang lain, binatang-binatang tersebut memerlukan air. Begitu juga sangat membutuhkan air. Manusia, tumbuh-tumbuhan, dan binatang sangat memerlukan air.
Simpulan dari analogi di atas adalah ......
a. semua manusia memerlukan air
b. tumbuh-tumbuhan memerlukan air
c. semua mahluk hidup memerlukan air untuk hidup
d. semua mahluk hidup sangat memerlukan air
e. semua binatang memerlukan air untuk kebutuhan hidup

B. MEMBACA MEMINDAI INDEKS BUKU

Label:

BAB 8

MENCERITAKAN PENGALAMAN

1. Begitu berhasil menyelesaikan siaran, Indy dan Farhan langsung melepas hand set, kemudian keduanya langsung berpelukan.
Tidak ada kata-kata yang terucap, kecuali air mata bahagia yang melelh di pipi Indy. Farhan tampak terharu karena tidak menyangka bisa memecahkan rekor siaran 32 jam nonstop.
Hal yang diungkap dalam paragraf di atas adalah pengalaman ......
a. menyedihkan
b. berkesan
c. menyenangkan
d. biasa saja
e. menyakitkan
2. Sepulang sekolah di sebuah angkot, seorang wanita tiba-tiba mengangkat HP merek-X. Setelah wanita tersebut selesai melakukan percakapan lewat telpon, seorang bapak di sebelahnya berkata, “Eh, HP-nya sama dengan punya saya?” Tiba-tiba satu per satu penumpang mengeluarkan HP dengan merek yang sama. Saya pun mengeluarkan HP yang sama. Seorang menyeletuk, “Yah, namanya juga HP sejuta umat”. Semua penumpang tertawa.
Penggalan cerita pengalaman di atas termasuk cerita pengalaman ......
a. lucu
b. haru
c. sedih
d. gembira
e. menakutkan


3. Cerita di atas mempunyai latar tempat di ......
a. sekolah
b. jalan
c. terminal
d. angkot
e. pasar
4. Pagi itu aku baru saja makan bubur sesaat sebelum bencana tsunami datang. Ibu sedang mencoba kerudung baru pemberian ayah. Ayahku bertugas di Jakarta, sedang aku dan ibuku menetap di Aceh. Kini aku hidup bersama ayah. Rasa luka di hati atas kehialngan ibu masih membekas hingga sekarang. Ibu hilang terseret arus. Aku dan ayah harus merelakan kepergian ibu.
Cerita pengalaman di atas termasuk pengalaman ......
a. lucu
b. sedih
c. menakutkan
d. gembira
e. bahagia

Label:

BAB 7

A. SURAT
1. Surat Undangan
2. Surat Izin

Jawablah soal-soal berikut!

1. Sehubungan dengan akan diadakannya pentas seni, kami bermaksud mengundang saudar pada:
Kalimat di atas dalam undangan termasuk bagian ......
a. Pendahuluan surat
b. Kepala surat
c. Alinea surat
d. Penutup surat
e. Alinea pembuka
2. Kalimat penutup surat yang tepat adalah ......
a. Atas perhatian saudara, kami ucapkan banyak-banyak terima kasih.
b. Atas perhatiannya, kami sampaikan terima kasih sekali.
c. Atas perhatian saudara, kami tak lupa berterima kasih.
d. Atas perhatian saudara, kami sangat berterima kasih.
e. Atas perhatian saudara, kami ucapkan terima kasih.
3. Bagian pembuka surat undangan resmi yang berhubungan dengan pertandingan olehraga yang paling tepat adalah ......
a. Harapan kami, tim sekolah saudara mengikuti pertandingan olahraga ini.
b. Dalam rangka memperingati HUT RI ke-52, akan dilakukan pertandingan olahraga.
c. Pertandingan seluruh cabang olahraga akan dimulai pada tanggal 10 Agustus sampai dengan 16 Agustus 1997.
d. Melalui surat ini diharapkan agar sekolah saudara mengikuti pertandingan ini.
e. Bahwa mengenai cabang olahraga yang akan dipertandingkan dapat ditanyakan pada panitia.


4. Bersama yang bertandatangan di bawah ini kami mewakili Direktur Perusahaan ......
Kerancuan makna yang ditimbulkan dalam penggalan kalimat surat di atas adalah ......
a. Direktur menugasi Wakil Direkturnya
b. Penandatanganan dilakukan beramai-ramai
c. Penandatanganan surat dilakukan langsung oleh Direktur
d. Selain yang mewakili Direktur ada satu orang lagi dalam surat tersebut
e. Dalam surat tersebut sekurang-kurangnya ada dua
5. Bagian surat yang biasa ditulis setelah kepala surat adalah ......
a. Salam pembuka dan alamat yang dituju
b. Alinea pembuka dan tembusan
c. Nomor surat, lampiran, dan perihal
d. Nama instansi dan jabatan pengirim surat
e. Penanggalan, salam pembuka, dan alinea pembuka
6. Berikut ini adalah kalimat penutup dalam surat yang tepat, kecuali ......
a. Surat tersebut agar dijawab secepatnya
b. Surat tersebut harap dibalas dengan segera
c. Surat tugas ini harap dilaksanakan sebaik-baiknya
d. Tugas ini harap diketahui dan dilaksanakan sebaik-baiknya
e. Kami mengucapkan terima kasih atas kebaikan keluarga anda
7. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan surat penawaran adalah, kecuali ......
a. Menyakinkan calon pembeli
b. Menyakinkan jaminan ketentuan harga
c. Menjelaskan harga barang
d. Menjelaskan cara penagihan
e. Menjelaskan cara pengiriman
8. Agar lebih jelasnya, bersama ini kami kirimkan brosur dan sampel gitar dan bermacam-macam merek. Selain itu, kamipun menyediakan alat musik untuk disewakan.
Dilihat dari isinya, kutipan di atas merupakan bagian dari surat ......
a. Permintaan
b. Penawaran
c. Penolakan
d. Pengumuman
e. Pemberitahuan

Label:

A. KARYA SASTRA MELAYU KLASIK

1. Karakteristik Naskah Melayu Klasik
a. Penggunaan kosakata yang pada saat ini tidak lazim dipergunakan dalam berbahasa Indonesia.
Contoh: ... akan menghibur hati yang masgul (sedih).
b. Cerita selalu diawali dengan kata penghubung yang menyatakan bahwa cerita tersebut tidak diketahui tempat dan waktu secara pasti.
Contoh: alkisah inilah cerita orang dahulu kala, hikayat namanya, terlalu indah-indah ceritanya...
c. Penggunaan kata penghubung maka dalam awal kalimat
Contoh: Maka titah sang Nata, ”Yayi Suri, telah sebenarnya seperti kata Adinda itu.” maka sang Nata pun membuat tempat memuja.
d. Penggunaan dikisi atau pilihan kata yang kurang tepat.
Contoh: Maka dikarang oleh segala orang yang bijaksana prama kawi.
e. Penggunaan kalimat yang tidak efektif
Contoh: Sebermula pada zaman dahulu ada raja di Tanah Jawa empat bersaudara, terlalu amat besar kerajaannya.
f. Cerita tidak ada pengarangnya atau anonim.


Dilihat dari unsur-unsurnya, naskha sastra Melayu Klasik juga memiliki tema, penokohan, sudut pandang, alur, amanat, dan nilai-nilai, seperti halnya naskah sastra cerpen dan novel.

2. Unsur-Unsur Karya Sastra Melayu Klasik
a. Tema adalah ide pokok yang mendasari sebuah cerita. Pada umumnya naskah Melayu Klasik mempunyai tema perjuanganm percintaan, pendidikan, dan keagamaan.
b. Tokoh dan Penokohan. Ada tiga jenis tokoh
• Protagonis (tokoh utama/berwatak baik)
• Antagonis (tokoh dengan watak jahat)
• Trigonis tokoh penengah atau pelerai konflik.
c. Latar (setting) adalah latar belakang cerita. Ada tiga macam latar: (1) latar tempat; (2) latar waktu; dan (3) latar keadaan.
d. Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam cerita. Terdapat empat jenis sudut pandang.
• Pengarang sebagai tokoh cerita, jika tokoh utamanya ’aku’;
• Pengarang sebagai tokoh sampingan, jika terdapat tokoh ’aku’ yang bukan sebagai tokoh utama.
• Pengarang peninjau, jika pengarang hanya dapat memaparkan hal-hal yang dapat diamati pancaindra.
• Pengarang serba tahu, jika pengarang dapat memaparkan kehidupan tokoh utama dama berbagai hal.
e. Alur adalah rangkaian peristiwa yang saling berhubungan membentuk suatu cerita. Ada tiga jenis alur cerita:
• Alur maju, apabila cerita dipaparkan dari awal hingga akhir secara berurutan.
• Alur mundur (flash back), apabila cerita bermula dari masa kini menuju awal peristiwa secara berurutan;
• Alur campuran, apabila penceritaannya menggunakan gabungan antara alur maju dan alur mundur.
f. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya.
g. Gaya bahasa merupakan sarana sastra yang amat penting karena hal inilah yang akan membedakan antara pengarang yang satu dengan yang lain.

Jawablah soal-soal berikut!
1. Ciri-ciri sastra lama adalah, kecuali ......
a. mengikuti ikatan yang sudah ada
b. merupakan milik bersama
c. menerima pengaruh dari budaya arab
d. tidak mencamtumkan nama pencitanya
e. menggunakan keaslian perorangan
2. Carilah sahabat,
Yang dapat dijadikannya sobat

Puisi di atas termasuk karya sastra lama jenis gurindam karena mempunyai ciri, kecuali ......
a. satu bait dua baris
b. isinya mengandung nasihat
c. jumlah suku kata dalam setiap barisnya tidak tetap
d. ada sampiran
e. bersajak a-a
3. Di bawah ini ciri-ciri hikayat, kecuali ......
a. berbahasa melayu
b. cerita rekaan atau fiksional
c. bermotif keajaiban dan kesaktian
d. bentuknya pusi
e. jenis karangan narasi

Label:

A. PUISI

BAB 5


Puisi adalah ungkapan perasaan seseorang yang dapat diwujudkan melalui kata-kata yang tidak bermakna sebenarnya, melainkan kata-kata yang bermakna kiasan, bahkan simbolik.

1. Menentukan Tema Puisi
Tema adalah ide dasar dari suatu puisi yang menjadi inti dari keseluruhan makna dalam suatu puisi. Hal-hal yang perlu dilaksanakan adalah:
1. Perhatikan baik-baik judul puisi. Judul biasanya menggambarkan makna puisi secara keseluruhan.
2. Simak dan baca puisi itu berulang-ulang.


2. Mengungkapkan Makna Puisi
Makna adalah gambaran umum yang ingin diungkapkan penyair lewat puisi yang diciptakannya. Cara untuk mengetahui makna puisi adalah dengan parafrase puisi. Parafrase adalah penambahan tanda baca, atau kata-kata agar terlihat pertalian makna antarkata, antarlarik, atau antarbait.
Petunjuk praktis yang dapat ditempuh adalah:
• Memperhatikan judul puisi
• Memperhatikan kata-kata yang dominan muncul
• Memperhatikan kata-kata yang bermakna konotatif
• Memperhatikan makna dari segi kaidah bahasa

3. Mengungkapkan Amanat Puisi
Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan penyair melalui puisi yang ingin diciptakannya. Amanat tersirat dibalik kata-kata yang disusun dan dibalik tema yang diungkapkan.

Membaca Puisi
a. Suara dalam pembacaan puisi
1. Ketepatan suara pembaca puisi haruslah efektif. Iini berarti Anda harus secara tepat meletakkan jeda pada puisi.
2. Kejelasan suara. Ada dua hal yang harus Anda perhatikan berkaitan dengan kejelasan suara
• Kejelasan pengucapan bunyi bahasa
• Kejelasan yang dipengaruhi oleh volume suara
b. Intonasi
Intonasi adalah tinggi rendahnya nada. Anda bisa memakai banyak variasi intonasi sesuai dengan penghayatan pembaca terhadap puisi.

Soal-Soal Latihan
1. Karena kasih-Mu
Engkau tentukan waktu
Sehari lima kali kita bertemu

Tema puisi di atas yang tepat adalah ......
a. percintaan
b. ketuhanan
c. cintah tanah air
d. keindahan
e. kemanusiaan
2. Dalam menulis puisi penyair akan lebih banyak menggunakan kata-kata yang bermakna .....
a. konotatif
b. denotatif
c. imajinatif
d. baku
e. bergaya
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika membaca (deklamasi) puisi adalah, kecuali ......
a. intonasi
b. lafal
c. tekanan kata
d. alur
e. nada dan suasana
4. Klakson dan lonceng bunyi bergiliran
Dalam pehidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari
Antara kuli-kuli yang kembali
Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan
(ibukota Senja, Toto Sudarto Bachtiar)
Penggalan puisi di atas menggambarkan kehidupan di mana?
a. pedesaan
b. daerah kumuh
c. pantai
d. pinggiran kota
e. kaki pegunungan
5. Pengarang memakai istilah aku untuk menghidupkan tokoh, yakni seolah-olah ia menceritakan pengalamannya sendir. Teknik penceritaan seperti itu disebut ......
a. sudut pandang orang pertama
b. sudut pandang orang kedua
c. sudut pandang orang ketiga
d. sudut pandang serba tahu
e. sudut pandang sebagi tukang cerita
6. Nanar aku, gila sasar
sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
serupa dara di balik tirai
Amir Hamzah
Yang dimaksud dengan kata “Engkau” oleh penyair dalam penggalan puisi di atas adalah ......
a. yang dipandangnya
b. yang dipujanya
c. yang diinginkannya
d. yang ditariknya
e. yang gila sasar
7. Hanyut aku Tuhanku
Dalam lautan kasih-Mu
Makna penggalan puisi di atas adalah ......
a. Aku terhanyut oleh dosa-dosa, kemudian aku insaf
b. Aku tersadarkan bahwa Tuhan itu memiliki kasih yang sangat luas
c. Aku betul-betul merasakan betapa besar dan luasnya kasih sayang Tuhan
d. Tuhan mengampuni hama-hamba-Nya yang terhanyut oleh noda dan dosa
e. Tuhan memiliki kasih yang seluas lautan yang menghanyutkan
8. Sarana yang digunakan seorang penyair dalam mengekspresikan perasaannya adalah, kecuali ......
a. diksi
b. majas
c. imaji
d. alur
e. nada
9. Di bawah ini bait yang pantas untuk mendukung ungkapan cinta kepada seorang kekasih dalam puisi adalah ......
a. Wahai saudaraku
Dapatkah engkau melihat derita ini
Terselubung dalam benang suci
Menanti bantuan Ilahi
b. Debur gemuruh air dalam senja
Berbaur kesejukan angin pinggiran pohon kelapa
Ombak dan karang merajut kekasih berdua
Bagaikan sepasang kekasih dilanda asmara
c. Tertunduk lemas
Tak berdaya
Terbayang ratapan
Kaum-kaum hina
d. Selamat datang di sini diajeng!
Mari kuantarkan kau pada sebuah miniatur
Istana yang kubangun dari rumbia dan kerinduan
e. Dini hari yang malang
Ketika dentum mesin merebak keheningan malam
Timah panas melesat menembus kerinduan
10. SELAMAT TINGGAL

Aku berkaca
ini muka penuh luka
Siapa punya?

Kudengar seru menderu
Dalam hatiku?
Apa hanya ingin tahu?

Lagu lain pula
Menggelepar ditengah malam buta

Ah.....!!!
Segala menebal,segala mengental
Segala tak kukenal
Selamat tinggal.
(Chairil Anwar)
Tema puisi tersebut adalah.........
a. Kelukaan hati
b. Kecamuk dalam hati
c. Permasalahan dalam hati
d. Pengintrospeksian diri
e. Persoalan yang beruntun

B. PUISI REMAJA

Karakteristik Puisi Remaja

Label:

PARAGRAF

BAB 4

Paragraf merupakan bagian dari karangan (tertulis) atau bagian dari tuturan (lisan). Umumnya terdiri dari sejumlah kalimat. Fungsinya untuk mengungkapkan informasi tertentu dengan gagasan utama sebagai pengendalinya.

A. UNSUR-UNSUR PARAGRAF
Paragraf terdiri atas gagasan utama dan beberapa gagasan penjelas.
a. Gagasan Utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan paragraf. Gagasan utama suatu paragraf berada pada kalimat topik (kalimat utama). Kalimat ini menjadi tumpuan pengembangan paragraf. Satu kalimat dinyatakan sebagai kalimat utama apabila pernyataan di dalamnya merupakan rangkuman ataupun gagasan menyeluruh, yang dapat mewakili pernyataan-pernyataan lain dalam paragraf itu.
Ciri-ciri kalimat utama
Suatu kalimat berisikan kalimat utama ditandai oleh kata-kata kunci seperti berikut ini:
• Sebagai keseimpulan ....
• Yang penting ....
• Jadi, ...
• Dengan demikian, ....
• Intinya ...
• Pada dasarnya ....


b. Gagasan Penjelas adalah gagasan yang perannya menjelaskan gagasan utama.
Ciri-ciri: kalimat penjelas umumnya berisikan:
• Contoh-contoh
• Peristiwa ilustratif
• Uraian-uraian kecil
• Kutipan-kutipan, dan
• Gambaran-gambaran yang sifatnya parsial.

B. CIRI-CIRI PARAGRAF YANG BAIK
a. Kepaduan Bentuk (Kohesi)
Suatu paragraf adalah kohesif apabila pada paragraf itu dioptimalkan pemakaian penanda-penanda hubungan antarkalimatnya. Adapun fungsi utamanya adalah memadukan hubungan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Penanda hubungan antarkalimat itu mencakup lima hal, yakni:
1. Hubungan penunjukkan yang ditandai oleh kata-kata itu, ini, tersebut, berikut, tadi.
2. Hubungan pergantian ditunjukkan oleh kata-kata: saya, kami, kita, engkau, anda, mereka, ia: bentuk ini--itu dan sejenisnya dapat pula berfungsi sebagai penanda hubungan bergantian.
3. Hubungan pelesapan ditandai oleh penggunaan kata sebagian, seluruhnya.
4. Hubungan perangkaian, ditandai oleh kata dan, lalu, kemudian, akan tetapi, sementara itu, selain itu, jadi, akhirnya, namun, demikian.
5. Hubungan leksikal, ditandai oleh pemanfaatan pengulangan kata, sinonim, hiponim.

b. Kepaduan Makna (koherensi)
Suatu paragraf adalah koheren apabila informasi yang terdapat pada kalimat yang satu berhubungan erat dengan kalimat lainnya, keeratan hubungan antara kalimat-kalimat tersebut ditandai oleh penanda pertalian makna antarkalimat.
Adapun pertalian makna antarkalimat dalam paragraf sedikitnya mencakup sepuluh macam, yakni:
1. Pertalian penjumlahan ditandai oleh penggunaan di samping, selain itu, selain daripada itu, kecuali itu, lagi pula.
2. Pertalian perurutan ditandai oleh penggunaan lalu, kemudian.
3. Pertalian pertentangan ditandai dengan ungkapan sebaliknya, akan tetapi, tetapi, namun, padahal, walaupun demikian.
4. Pertalian lebih ditandai oleh ungkapan malah, malahan, apalagi, lebih-lebih, bahkan.
5. Pertalian sebab-akibat ditandai oleh ungkapan oleh karenanya, karena itu, oleh sebab itu, maka, akibatnya.
6. Pertalian waktu ditandai oleh ungkapan setelah itu, ketika itu, sebelum itu, sejak itu.
7. Pertalian syarat ditandai oleh ungkapan jika demikian, apabila demikian, apabila begitu.
8. Pertalian cara ditandai oleh ungkapan dengan demikian, dengan begitu, dengan cara begitu.
9. Pertalian kegunaan ditandai oleh ungkapan untuk itu.
10. Pertalian penjelasan ditandai oleh ungkapan misalnya, contohnya.

C. MENYUSUN PARAGRAF DENGAN KALIMAT UTAMA DI AWAL DAN AKHIR PARAGRAF
Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Paragraf Deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya di awal paragraf
b. Paragraf Induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya di akhir paragraf.

D. MEMAHAMI PARAGRAF YANG BAIK
Berdasarkan bentuknya, karangan/paragraf dapat dibedakan menjadi lima bentuk.

1. Deskripsi (menguraikan, melukiskan, memerikan)
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang bertujuan untuk memberi kesan tersendiri kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, atau peristiwa yang ingin disampaikan oleh penulis. Dengan deskripsi, pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, dan merasakan terlibat dalam peristiwa yang dikemukakan oleh sang penulis.
Ciri-ciri paragraf deskripsi:
a. Menggunakan kata-kata ekspresif, yaitu kata-kata yang dapat menggambarkan apa yang dilihat, didengar, diraba, dicium, atau dirasakan oleh penulis secara cepat.
b. Menggambarkan suasana alam sekitar dan perasaan tokoh secara rinci dan mendetail.
c. Bersifat infornatif.

2. Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan unutk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya.
Ciri-ciri paragraf eksposisi:
a. Memaparkan definisi (pengertian)
b. Memaparkan langkah-langkah, metode, atau cara melaksanakan suatu kegiatan.

3. Narasi
Narasi (naration) secara harfiah bermakna kisah atau cerita. Jadi, paragraf narasi bertujuan untuk mengisahkan atau menceritakan. Paragraf narasi lebih mementingkan urutan cerita dan biasanya ada tokoh yang dikisahkan.
Ciri-ciri paragraf narasi:
a. biasanya disampaikan secara kronologis dan mengandung plot atau rangkaian cerita.
b. Ada tokoh yang diceritakan baik manusia maupun bukan.

4. Argumentasi (membuktikan atau menyampaikan alasan)
Paragraf argumentasi bertujuan untuk menyampaikan suatu pendapat, konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca.
Ciri-ciri paragraf argumentasi:
a. Adanya bukti-bukti untuk memperkuat pendirian/pendapat.
b. Berpikir logis dan kritis yang bertolak dari fakta-fakta
c. Adanya analisis yang cermat terhadap fakta-fakta atau bukti yang digunakan.
d. Adanya penalaran yang logis, yaitu merumuskan pendapat yang benar sebagai hasil proses berpikir untuk merangkaikan fakta-fakta menuju suatu simpulan yang dapat diterima oleh akal sehat.

5. Persuasi (mempengaruhi pembaca)
Bertujuan untuk mempengaruhi pembaca dengan pendekatan psikologis. Memerlukan fakta sebagai penunjang.
Bentuk dan Sifat Paragraf atau Karangan

Bentuk Sifat Isi
Narasi (cerita) Nonilmiah/fiksi Menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu.
Contoh: novel, cerpen, biografi
Deskripsi (Gambaran) Nonilmiah/fiksi Menggambarkan sebuah objek sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu.
Contoh: Cerita tentang kesibukan di pasar, keadaan banjir
Eksposisi (Paparan) Ilmiah/nonfiksi Memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi, tujuannya agar pembaca dapat memperoleh informasi dan pengetahuan sejelas-jelasnya. Disertai dengan data atau fakta-fakta lain untuk memperjelas pemaparannya.
Contoh: resep, laporan kegiatan, notulen rapat
Argumentasi (pembuktian) Ilmiah/nonfiksi Bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu. Pembuktian memerlukan data dan fakta yang meyakinkan.
Contoh: makalah, laporan penelitian
Persuasi (mempengaruhi) Ilmiah/nonfiksi Bertujuan untuk mempengaruhi pembaca dengan pendekatan psikologis. Memerlukan fakta sebagai penunjang.

Soal-Soal Latihan

1. Topik berikut yang tepat dikembangkan menjadi paragraf deskripsi, yaitu ......
a. Membangun masjid di tengah komplek perumahan.
b. Menjaga kesehatan lingkungan merupakan tanggung jawab setiap orang.
c. Keindahan panorama Pantai Kuta menjelang senja hari.
d. Mari kitajaga kelestarian lingkungan hidup demi anak cucu.
e. Kelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama
2. Suatu perjalanan kisah lebih tepat apabila ditulis dalam karangan yang berbentuk ......
a. narasi
b. deskripsi
c. eksposisi
d. argumentasi
e. persuasi
3. Ciri-ciri judul karangan yang baik adalah, kecuali ......
a. menarik
b. sesuai dengan isi karang
c. singkat
d. menimbulkan rasa bertanya-tanya
e. dibuat dalam kalimat lengkap
4. Fungsi judul karangan adalah, kucuali ......
a. nama sebuah karangan
b. slogan promosi penarik minat baca
c. ungkapan kreatifitas pengarang
d. tema karangan
e. bayang tema karangan
5. Bentuk karangan narasi bertujuan menyampaikan ......
a. suatu cerita atau kejadian
b. curahan perasaan
c. paparan sesuatu hal
d. keyakinan atau ajakan
e. informasi secara imajinatif
6. Tema sebuah karangan narasi umumnya ditemukan pada ......
a. bagian awal cerita
b. bagian akhir cerita
c. bagian awal dan akhir cerita
d. dialog para tokohnya
e. keseluruhan rangkaian cerita
7. Yang kita tentukan pertama kali dalam menulis karangan eksposisi ialah ......
a. menetukan judul
b. mencari bahan
c. menetukan topik
d. menyusun kerangka karangan
e. menetukan tujuan
8. Sumber tema karangan yang paling mudah kita gali adalah ......
a. pengamatan
b. pengalaman
c. imajinasi
d. daya khayal
e. buku-buku ilmiyah
9. Dalam karangan berjudul “Kreasi Siswa SMA” diuraikan tentang tujuan kegiatan, jenis-jenis, lokasi dan para peserta, serta manfaatnya, tergolong jenis karangan ......
a. persuasi
b. narasi
c. deskripsi
d. eksposisi
e. argumentasi
10. Karangan yang disusun setelah melakukan observasi, wawancara dan percobaan, disebut...
a. mading
b. makalah
c. opini
d. laporan
e. esai
11. Kita menghadapi sebuah tulisan yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berusaha memberikan kejelasan kepada pembaca mengenai suatu masalah tertentu.
2. Mengemukakan latar belakang timbulnya permasalahan tersebut.
3. Mengetengahkan fakta dan data yang meyakinkan.
Berdasarkan ciri di atas, dapat disimpulkan bahwa kita berhadapan dengan tulisan berbentuk..
a. argumentasi
b. eksposisi
c. persuasi
d. deskripsi
e. narasi

12. Penulisan karangan deskripsi bertujuan ......
a. memaparkan suatu kejadian atau peristiwa
b. meyakinkan pembaca dengan berbagai alasan yang kuta
c. membujuk pembaca agar meyakini kebenaran pendapat penulis
d. menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan jelas
e. melukiskan suatu tempat, kejadian, dan sesuatu hal

Label:

Selasa, Mei 26, 2009

MEMBACA CEPAT

BAB 3

MEMBACA CEPAT

1. Teknik Membaca cepat

Dengan keterampilan membaca cepat, anda bisa memperoleh banyak informasi dalam waktu singkat. Membaca cepat bisa mengurangi waktu belajar. Mempermudah membaca saat ulangan, dan memungkinkan anda menikmati lebih banyak novel dan buku cerita.
Namun demikian, tak ada gunanya membaca cepat kalau anda tidak dapat mengingat apa yang telah anda baca. Hal yang diperlukan ialah kecepatan membaca bertambah, tetapi pemahaman terhadap isi bacaan tetap bagus. Teknik membaca cepat akan dijelaskan dibawah ini:

1. mengurangi Regresi
Regresi adalah kebiasaan selalu kembali ke belakang untuk melihat kata atau beberapa kata yang baru dibaca. Kebiasaan semacam ini bisa menjadi hambatan serius dalam membaca. Oleh sebab itu, kurangilah regresi jika kamu ingin membaca secara cepat. Keinginan untuk melakukan regresi bisa terjadi karena kurang percaya diri, merasa kurang tepat tangkap arti, atau merasa salah ketika membaca sesuatu.


2. Menghilangkan Kebiasaan Membaca Bersuara
Membaca bersuara sangat memperlambat kecepatan membaca karena anda harus mengucapkan kata demi kata dengan lengkap. Membaca dengan menggumam juga termasuk membaca dengan bersuara. Oleh karena itu, hindari membaca dengan bersuara.

3. meningkatkan Konsentrasi
Membaca cepat membutuhkan koordinasi atau kerjasama antara otak dan mata. Seringan apapun bacaan yang anda baca, konsentrasi mutlak diperlukan. Jika selama membaca pikiranmu berada di tempat lain, melamun, atau memikirkan hal lain, sulit bagi anda untuk memahami isi bacaan.

Cara menghitung Kecepatan membaca :
KM = K/Wm K = Jumlah membaca
Wm = Lama waktu membaca (menit)
Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan, hitung jumlah kata dalam lima baris dahulu, lalu bagi lima. Hasilnya merupakan jumlah rata-rata per baris dalam bacaan itu. Kemudian, hitung jumlah baris yang kamu baca, kalikan dengan jumlah rat-rat perbaris. Hasilnya merupakan jumlah kata dalam bacaan Misalnya :
Jumlah kata per baris rata-rata = 11
Jumlah baris yang anda baca = 60
Jumlah kata yang Anda baca: 11 X 60 = 660 kata
Jika Anda membaca sebuah teks yang terdiri atas 300 kata dalam tempo 1,5 menit. Kecepatan membaca Anda adalah:




1. Membaca Teks Nonsastra

Membaca cepat teks nonsastra dengan kecepatan (250 kata/menit), yaitu untuk menemukan ide pokok paragraf, menjawab pertanyaan tentang teks, dan membuat ringkasan isi teks.
Membaca cepat dengan kecepatan 250 kata/menit bisa Anda lakukan dengan baik apabila Anda bisa menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk berikut:
a. Menggerakkan bibir untuk melafalkan kata yang dibaca.
b. Menggerakkan kepala dari kiri ke kanan.
c. Menggunakan jari atau benda lain untuk menunjuk kata demi kata.
d. Vokalisasi (membaca dengan bersuara)
e. Regresi (kebiasaan selalu kebali ke belakang untuk melihat kata yang baru dibaca).
f. Subvokalisasi (melafalkan dalam batin/pikiran kata-kata yang dibaca).
Aktivitas membaca melibatkan konsentrasi mata dan otak.. mata melihat, sedangkan otak menafsirkan makna bacaan saat itu juga. Oleh sebab itu, lebarkan jangkauan mata agar mampu nmenangkap jumlah kata yang memiliki satu kandungan makna dalam satu perhentian.

1. Kesejahteraan hidup sangat didambakan oleh setiap orang. Bahkan kesejahteraan dijadikan tujuan hidup. Kesejahteraan yang dimaksud di sini adalah kesejahteraan jasmani dan rohani. Apabila rohani sejahtera, tetapi jasmani tidak, rohani tersebut akan terganggu. Demikian pula sebaliknya, apabila jasmani terpenuhi, sedangkan rohani tidak sehat, akan hilang rasa kemanusiaan kita. Kesejahteraan jasmani dan rohani harus seimbang.
Paragraf di atas tergolong paragraf ......
a. induktif
b. deduktif
c. pembuka
d. penutup
e. sebab-akibat

Ada juga orang yang menyempatkan diri meneliti dampak dari bendungan-bendungan yang dibangun di sepanjang aliran sungai. Majalah Sicence melaporkan bahwa para peneliti dari Universitas Unca, Swedia, telah menemukan perubahan habitat di sepanjang pinggiran sungai tempat pembuangan bendungan.
Perubahan pertama adalah pada jenis ikannya. Bendungan bisa menghalangi ikan-ikan tertentu yang melintas bebas, atau membuat mereka bisa lewat tetapi tidak mampu kembali lagi. Akhirnya, ada jenis-jenis ikan yang terancam – dan sudah – punah. Diantaranya jenis-jenis ikan salmon – semacam badar – yang biasa mengikuti aliran sungai. Jenis yang bisa bertahan tidak lebih dari separo.
Yang lebih mengherankan adalah bahwa ternyata bendungan juga mempengaruhi tumbuh-tidaknya jenis-jenis tanaman di kiri kanan sungai. Selama 70 tahun pembangunan bendungan di Swedia, jenis tumbuhan yang punah mencapai 15 persen. Perubahan ini sudah “selesai” pada tahun 30 tahun pertama.
Lalu apakah tidak perlu dibangun bendungan? Barangkali yang perlu ditinjau adalah konstruksinya. Di beberapa negara ada proyek pengubahan bentuk bendungan demi menyelamatkan jenis-jenis ikan tertentu yang tidak mungkin lagi bisa bertahan dengan bentuk bendungan yang lama.

2. Judul yang tepat untuk bacaan di atas adalah ......
a. Manfaat Bendungan bagi Lingkungan
b. Akibat Bendungan di Sepanjang Aliran Sungai
c. Pembangunan Bendungan di Swedia
d. Pengaruh Bendungan bagi Jenis-Jenis Ikan
e. Pengaruh Bendungan bagi Tumbuh-Tumbuhan
3. Berdasarkan teknik penyajiannya bacaan di atas berbentuk karangan ......
a. narasi
b. deskripsi
c. eksposisi
d. argumentasi
e. persuasi
4. Pernyataan-pernyataan berikut yang sesuai dengan yang dikemukakan dalam bacaan di atas, kecuali ......
a. Bendungan dapat menyebabkan beberapa jenis ikan terancam punah.
b. Bendungan dapat mempengaruhi jenis-jenis tanaman di sekitar sungai.
c. Bendungan bentuk lama perlu diubah berdasarkan kostruksinya.
d. Pengaruh lingkungan dari bendungan-bendungan terdapat di sepanjang pinggiran sungai.
e. Perubahan habitat terjadi di sepanjang hulu sungai tempat pembangunan bendungan.
5. Pikiran utama paragraf dalam bacaan di atas adalah ......
a. Ada juga orang yang menyempatkan diri meneliti dampak lingkungan.
b. Dampak bendungan terhadap lingkungan.
c. Dampak bendungan-bendungan yang dibangun di sepanjang aliran sungai.
d. Perubahan habitat sepanjang pinggiran sungai.
e. Perubahan habitat sepanjang pinggiran sungai tempat pembangunan bendungan.
6. Bacaan di atas membicarakan yang tersebut di bawah ini, kecuali ......
a. Dampak bendungan terhadap lingkungan.
b. Perubahan habitat di sepanjang hulu sungai.
c. Bendungan dapat menghalangi ikan-iakn tertentu melintas bebas.
d. Pengaruh bendungan terhadap jenis-jenis tanaman di kiri-kanan sungai.
e. Di beberapa negara telah dilakukan proyek perubahan bentuk bendungan.
7. Penelitian dan pengembangan Eco-materials relatif sangat aktual, ditandai dengan baru dilaksanakannya 4 konferensi internasional sejauh ini. Satu hal yang bisa membuka peluang bagi negara lain untuk mengejar perkembangan teknologi ini. Ada 3 bidang atau kelompok eco-materials yang gencar diteliti dan dikembangkan, yaitu bidang atau kelompok material konsumer, material komoditas, dan material transmisi energi dan transportasi.
Ide pokok paragraf di atas, yaitu ......
a. Penelitian dan pengembang eco-materials relatif sangat aktual.
b. Sejauh ini baru dilaksanakan 4 konferensi internasional.
c. Kita memiliki peluang untuk mengejar perkembangan teknologi negara lain.
d. Ada 3 bidang eco-materials yang gencar diteliti dan dikembangkan.
e. Bidang konsumer, material komoditas, dan material transmisi energi.
8. Pernyataan berikut yang tidak sesuai dengan isi paragraf pada butir soal nomor 38 ialah ......
a. Penelitian dan pengembangan eco-materials relatif sangat kuat.
b. Sejauh ini baru dilaksanakannya 4 konferensi internasional.
c. Penelitian dan pengembangan sangat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.
d. Ada 3 bidang eco-materials yang gencar diteliti dan dikembangkan.
e. Ketika memiliki peluang untuk mengejark perkembangan teknologi dari teknologi negara lain.
9. Langkah pertama dalam membuat ringkasan adalah ......
a. Melirik teks yang akan diringkas
b. Melihat teks yang akan diringkas
c. Membaca teks yang akan diringkas
d. Menyeleksi teks
e. Menulis teks

Label:

MEMPERKENALKAN DIRI DALAM FORUM RESMI

BAB 2

A. MEMPERKENALKAN DIRI DALAM FORUM RESMI

Pada bahasan ini, forum yang dimaksud adalah forum diskusi. Diskusi dipimpin oleh seorang moderator yang bertugas menciptakan dinamika berdiskusi, yaitu suasana diskusi yang hangat dan penuh keramah-tamahan. Diskusi kelompok yang penuh dinamika ditandai dengan keterlibatan peserta secara aktif dalam forum diskusi. Suasana seperti ini bisa terwujud jika moderator memiliki keterampilan berbicara yang baik sehingga mampu mengendalikan jalannya diskusi.
Salah satu keterampilan yang perlu dimiliki oleh moderator adalah kemampuan memperkenalkan diri. Hal seperti ini penting dilakukan sebab peserta diskusi tidak mungkin bisa terlibat secara aktif dalam forum diskusi apabila mereka tidak mengenal moderator.
Situasi memperkenalkan diri dalam forum diskusi berbeda dengan memperkenalkan diri kepada orang lain yang baru anda kenal dalam kehidupan sehari-sehari. Ketika tampil dalam forum diskusi, penampilan anda menjadi pusat perhatian orang banyak.


1. Mengucapkan kalimat Perkenalan

Sebelum diskusi dimulai, seorang moderator perlu memperkenalkan diri terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar peserta diskusi mengetahui jati diri dan latar belakang sang moderator, sehingga terjalin ikatan batin antara moderator dan seluruh peserta diskusi.

2. Menempatkan Jeda Yang Tepat

Hal lain yang harus diperhatikan ialah menempatkan jeda yang tepat. Jeda merupakan perhentian, baik jeda sementara maupun jeda tetap ketika anda sedang berbicara. Penempatan jeda sangat besar manfaatnya. Bagi moderator, jeda dapat digunakan untuk napas dan mengatur pembicaraan. Sedangkan bagi peserta, jeda dapat digunakan untuk meresapi, memikirkan, dan memahami hal-hal yang dikemukakan oleh moderator.
Selain jeda, moderator harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Tekanan berkaitan dengan keras lembutnya ucapan. Hal-hal yang penting perlu dilafalkan dengan keras, sedangkan bagian yang kurang penting dilafalkan dengan tekanan yang lembut.
b. Tempo berkaitan dengan cepat atau lambatnya ucapan. Tempo cepat digunakan untuk mengucapkan hal-hal yang kurang begitu penting, sedangkan hal-hal yang penting perlu di ucapkan dengan tempo lambat.
c. Nada berkaitan dengan tinggi rendahnya ucapan. Nada tinggi di gunakan untuk mengucapkan hal-hal yang penting, sedangkan hal-hal yang kurang penting bisa diucapkan dengan nada rendah.

1. Penempatan jeda yang betul dari kalimat berikut ini ialah ......
a. // Setelah tamat dari SMA / saya melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra //
b. // Setelah tamat dari SMA saya / melanjytkan kuliah / di Fakultas Sastra //
c. // Setelah tamat / dari SMA saya / melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra //
d. // Setelah tamat dari SMA / saya melanjutkan / kuliah di Fakultas Sastra //
e. // Setelah tamat / dari SMA saya melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra //

2. Penulisan tempat dan tanggal penulisan surat lamaran pekerjaan berikut ini yang tepat adalah
a. Bandung 28 – 10 – 2006.
b. Bandung, 28 – 10 – 2006
c. Bandung, 28 oktober 2006.
d. Bandung, 28 Oktober 2006
e. Bandung, 28 Oktober 2006.

3. Pak Wahyu Wijayanto guru Bahasa Indonesia. Jika yang menjadi guru Bahasa Indonesia adalah Wijayanto, maka Penjedaan yang tepat adalah.
a. Pak Wahyu/guru Bahasa Indonesia
b. Pak/Wahyu/Wijayanto/guru Bahasa Indonesia.
c. Pak Wahyu/Wijayanto guru/Bahasa Indonesia.
d. Pak/Wahyu/Wijayanto guru Bahasa Indonesia.
e. Pak Wahyu/Wijayanto guru Bahasa Indonesia.

B. MEMPERKENALKAN ORANG LAIN DALAM FORUM

Pada halaman sebelum ini telah dijelaskan seorang moderator memperkenalkan dirinya sendiri. Kali ini, akan dijelaskan memperkenalkan orang lain dalam forum diskusi.

1. Mengucapkan Kalimat Perkenalan

Setelah sang moderator memperkenalkan dirinya sendiri, kemudian memperkenalkan seorang pembicara dalam forum resmi. Pembicaraan disini bertugas sebagai pembicara atau narasumber.

1. Kalimat berikut yang tepat digunakan untuk memperkenalkan seorang pembicara dalam forum diskusi ialah ......
a. Saudara-saudara peserta diskusi yang saya hormati. Kita sering tidak menyadari bahwa boros energi sebenarnya tidak hanya boros uang, tetapi juga mengancam sumber daya energi itu sendiri. Hal itu pernah dikatakan oleh Dr. Marsudi Anhar yang akan menjadi narasumber kita ...
b. Saudara-saudara yang saya hormati. Diskusi kita kali ini akan membahas tentang upaya menghemat energi listrik di tengah krisis ekonomi. Masalah tersbut akan dibahas lebih lanjut seorang seorang narasumber yang saat ini telah hadir di forum ini, yaitu Dr. Marsudi Anhar ...
c. Saudara-saudara peserta diskusi yang terhormat, Dr. Marsudi Anhar telah lama berkecimpung di bidang pelistrikan. Tidak salah apabila beliau kita undang sebagai narasumber dalam diskusi kita kali ini. Jika ada yang belum jelas, silahkan bertanta sepuasnya ...
d. Saudara-saudara peserta diskusi yang terhormat. Kita sudah lama mendengar nama Dr. Marsudi Anhar sebagai pakar energi listrik. Oleh sebab itu, kita sangat beruntung bahwa dalam forum diskusi kali ini beliau berkenan hadir. Marilah kita simak perkenalan beliau..
e. Saudara-saudara peserta diskusi yang terhormat. Dr. Marsudi Anhar sudah lama dikenal sebagai seorang pakar energi listrik. Beliau sekarang sudah berada di tengah-tengah kita. Mau atau tidak, kita harus berkenalan dengan beliau. Sungguh sayang, jika kesempatan langka ini disia-siakan ...

2. Kita perlu mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada Bapak Dr. Marsudi Anhar atas kehadirannya dalam diskusi ini.
Kalimat yang tepat digunakan untuk memperbaiki kalimat di atas adalah ......
a. Bapak Dr. Marsudi Anhar yang telah berkenan hadir dalam forum diskusi ini layak kita berikan ucapan terima kasih.
b. Atas nama panitia, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Marsudi Anhar yang telah berkenan hadir dalam forum diskusi ini.
c. Sebagai orang Timur, kita perlu berteima kasih kepada Bapak Dr. Marsudi Anhar yang telah berkenan hadir dalam diskusi ini.
d. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Marsudi Anhar yang telah berkenan hadir dalam forum diskusi ini.
e. Ceramah Dr. Marsudi Anhar sangat bermanfaat bagi kita. Oleh sebab itu, kita pantas mengucapkan terima kepada beliau.

Label: