Kemas Samawi Multiproduction

Kerukunan Masyarakat Seni Samawa Ano Rawi... Seni, Budaya, Sejarah, Pariwisata, dan Pendidikan Samawa

Rabu, Juli 08, 2009

Lala Oko

Adegan I

Pada zaman dahulu berdirilah 2 buah kerajaan yang masing-masing dipimpin oleh seorang Datu . Mereka adalah Datu dan Datu Samawa. Kedua Datu tersebut merupakan pimpinan yang bijaksana . Suatu hari datang Datu Samawa beserta Istri dan beberapa Praj.nya berkunjung ke kerajaan Taliwang.
Datu : Wahai saudaraku Datu Samawa selamat datang di kerajaan ku ini. Senang sekali bisa bertemu kembali, sudah lama kita tidak bertemu (keduanya saling berjabat tangan)
Datu Samawa : Wah, merupakan suatu kebanggaan karena kedatanganku di tunggu-tunggu rupanya kau benar-benar saudaraku Datu , tampaknya sudah bertahun-tahun kita tidak bertemu.
Datu : Oh ya Datu kiranya ada keperluan apa Datu datang kemari? apakah ada keperluan penting sehingga Datu sendiri yang datang?
Datu Samawa : Ah tidak aku datng kemari hanya untuk berkunjung sekedar melihat keadaan kerajaan ini,Kebetulan akhir akhir ini aku tidak terLalau sibukdengan urusan di kerajaan .
Datu : Oh, begitu.saya pikir ada urusan yang sangat penting. Ternyata hanya melepas rindu rupanya .
I. Datu : Datu bagai mana kalau kita mengajak Datu Samawa dan Istrinya berkeliling istana sambil melihat keadaan kerajaan kita?



Datu : Itu ide yang sangat bagus. Datu Samawa pasti tidak akan keberatan bukan?
Datu Samawa : Oh, tentu saja kami tidak keberatan. Sebaliknya suatu kehormatan bagi kami bisa berkelilling istana ini. Benar bukan? (sambil memegang pundak istrinya )
I. Datu Samawa : Benar sekali, saya juga ingin melihat suasana kerajaan Taliwang.
I. Datu : kalau begitu, Mari Datu kami akan memperlihatkan keadaan kerajaan kami .(sambil berLalu).
Datu : beginilah, keadaan kerajaan kami .
I. Datu : Bagaimana menurut Datu Samawa?
Datu Samawa : sungguh merupakan kerajaan yang amat tenteram
I. Datu Samawa : (memotong pembicaraan ) Benar sekali, tidak seperti yang kami bayangkan sebelumnya. Rasanya saya tidak ingin meninggalkan kerajaan ini.
I. Datu : Ah, Lala bisa aja (sambil menepuk pundak istri Datu Samawa )
Di saat pembicaraan sedang asyik-asyiknya tiba-tiba dua orang dayang datang.
Dayang I : (menghampiri Datu )Maaf Datu,makan siang sudah siap.
I. Datu : Baiklah kami akan segera kesana.terimakasih
Dayang II : Kami mohon diri. (sambil berLalu)
I. Datu : Bagaimana pembicaraan kita lanjutkan diruang makan.

ADEGAN II

Mereka pun menuju ke ruang makan .
Datu : Silakan Datu menikmati hidangan kami yang sedarhana ini .
Datu Samawa : Datu jangan merendahkan diri, bagi kami hidangan sudah sangat- sangat istimewa .
I. Datu Samawa : Namun, hidangan ini akan terasa lebih istimewa bila disertai oleh canda tawa dari anak–anak kita. Bukan begitu Datu ? (sambil tersenyum)
Datu : (menunduk malu ). Ya, kita sama-sama menantikan kehadiran buah hati pelipur lara. Sudah banyak usaha kami lakukan. Mungkin gusti yang kuasa belum mengizinkan kami memperoleh keturunan
Datu Samawa : Kami juga begitu. (sambil menyantap hidangan )
I. Datu : Bagaimana seandainya kelak kita dikaruniai seorang anak, kita jodohkan saja mereka (berhenti sejenak)
I. Datu Samawa : Saya sangat setuju dengan begitu hubungan persahabatan kita akan semakin erat. Lagi pula tidak menutup kemungkinan dengan pernikahan anak kita kelak kerajaan Samawa dan kerajaan Taliwang akan menjadi suatu kerajaan besar.
Datu : Hari ini di depan Datu dan Lala. Saya berjanji jika kelak aku dikaruniai seorang anak, maka ia akan kujodohkan dengan anak Datu Samawa. Apapun yang terjadi meskipun hanya sebesar puntung rokok. (menatap Datu Samawa )
Datu Samawa :kalau begitu aku juga berjanji akan menjodohkan anakku dengan anak Datu kelak Gusti yang maha kuasa menjadi saksi dan perjanjian ini takkan berubah.
Datu :iya tidak akan berubah,semoga gusti yang maha kuasa mengabulkan permintaan kita .Sungguh bahagia bila kita menjadi besan.Melihat anak kita bermain dan menikah kelak (sambil tersenyum )
I. Datu :Sudah sebaiknya kita lanjutkan makan terlebih dahulu .hal ini akan kita bicarakan kembali stelah kita makan (menybar kan pandangan)
I. Datu samwa :ya ,,lagipula sangat sia-sia jika makanan ini kita diamkan saja .benar bukan ?(sambil tersenyum)
Datu Samawa :ya….. lebih baik kita habiskan saja dulu
ADEGAN III

Setelah acara makan sinag, Datu pun mengajak Datu Samawa menuju ke ruang tengah
Datu : Ayo silahkan duduk dulu !
Datu Samawa : Terimakasih. Kami harus segera pulang karena tidaklah bijaksana bagi seorang raja meninggalkan kerajaannya terlalu lama
Datu : Kenapa terlalu cepat? Rasanya masih banyak yang ingin aku bicarakan .Apa kalian tidak betah?
I. Datu Samawa : ah tidak, sebaliknya kami sangat senang bisa berada di sini, kalian telah menjamu kami dengan istimewa. Terima kasih untuk semua. Sebenarnya kami masih ingin berlama–lama di sini. tapi…
Datu Samawa :Aku mengerti kita sama–sama seorang pemimpin, jadi kekhawatiranmu tidaklah aneh bagiku. Baiklah Aku izinkan kalian pulang tapi dengan satu syarat (menatap Datu Samawa )
Datu Samawa : Syarat! Syarat apa? (bingung)
Datu : Kau harus ingat perjanjian kita di ruang makan tadi, tentang perjodohan kedua anak kita, bagaimana?
I. Datu Samawa :Kami pikir syarat apa. Tentang perjodohan itu kami tidak akan lupa .
I. Datu : ( mengapa tanggal Lala Samawa ) Jika kalian punya anak duluan, kabari kami, Ya ?
I. Datu Samwa : Tentu Lala . Begitu juga Lala kan? (tersenyum )
I. Datu Talwang : Ya, jika aku hamil nanti, kalian adalah orang pertama yang akan kami kabari, Ya kan? (menatap Datu )
Datu : Ya istriku sayang . Apasih yang tidak, buat dinda?
Datu Samwa : Baiklah, sudah saatnya kami kembali ke kerajaan Samawa.
Dtu Taliwang : Kalau begitu mari aku antar ( menghampiri pintu )
Datu Samawa : Terimakasih untuk semuanya (menjabat tangan Datu)
Datu Samawa : Tidak usah sungkan. Aku tunggu kabar dari kalian (berjabat tangan)
I. Datu : Hati –hatiya ( memeluk Lala Samawa )

ADEGAN IV

Dikerajaan Samawa. Beberapa tahun kemudian istri Datu Samawa mengandung. Sang Datu dan Istrinya sangat bahagia akan hal ini, mengingat perjanjian dengan Datu .
Datu Samawa : Aku sangat bahagia karena sebentar lagi keinginan kita untuk mempunyai anak akan menjadi kenyataan. Ternyata usaha yang selama ini kita lakukan tidak sia – sia ( sambil mengules perut I. nya ) .
I. Datu Samawa : Ya , saya juga begitu, Datu . Saya sangat bahagia . Tapi…
Datu Samawa : Tapi apa Istriku sayang? ( agak khawatir )
I. Datu Samawa : Ehm, tapi kira–kira anak kita nanti akan menjadi seorang putri atau seorang pangeran ya, Datu? (menatap Datu)
Datu Samawa : Seorang putri atau seorang pangeran itu tidak penting, itu semua sama saja. Yang penting aku sangat menyayangi, apakah dia putra ataupun putrid.
I. Datu : Kembar ?
Datu Samawa : Ya, akan terasa lebih seru dan ramai, Bukan? (tertawa kecil)
Datu Samawa : Bagaimana menurut kalian dayang–dayang ?
Dayang S I : Tentu, Datu benar sekali. Seorang putri dan pangeran akan membuat suasana kerajaan ini menjadi ramai.
Dayang S II : Saya yakin, seorang putri dan pangeran yang akan lahir nanti, dia pasti adalah seorang putri yang cantik ataupun pangeran yang tampan .
I. Datu Samawa : (tersenyum mendengar ucapan para dayang) Tapi, bagaimana tentang perjanjian kita dengan Datu ? Apakah mereka sudah tahu mengenai kehamilanku? Lalu, apakah mereka juga segera mempunyai bayi seperti kita (menatap suaminya)
Datu Samawa : Aku juga belum tahu. Tapi aku akan mengirim Praj. ke kerajaan Taliwang untuk menyampaikan berita gembira ini. Kau tidak perlu khawatir ( membelai rambut istrnya )
Datu Samawa : Prajirit !!!
Praj. I : ( menghampiri Datu sambil membungkuk )
Datu Samawa : Kau tahu mengapa aku memanggilmu kemari ?
Praj. I : Ampun hamba Datu . Hamba sama sekali tidak tahu.
Datu Samawa : Aku perintahkan kepadamu untuk segera berangkat ke kerajaan Taliwang dan sampaikan bahwa Lala Samawa telah mengandung. Katakan pula bahwa aku menunggu kabar dari mereka.
Praj. II : Siap Datu! Hamba akan segera menyanpaikan tanpa kurang satu kata pun. Hamba mohon diri (mundur meninggalkan Datu)

ADEGAN V

Di kerajaan Taliwang. Sesampainya Praj.-Praj. Samawa di kerajaan Taliwang, Mereka Lalu mengutarakan maksud kedatangannya kepada Datu dan istrinya
Praj. Taliwang : Berhenti (Sambil memegang dada Praj. Samawa)Kalian Praj.dari kerajaan mana ?
Praj. Samawa :Maaf kami utusan kerajaan Samawa
Praj. Taliwang :Ada tujuan apa kalian datang kemari?
Praj. Samawa :Kamia diutua oleh Datu Samawa untuk menyampaikan kabar gembira kepada Datu .
Praj. Taliwang :Baiklah, kalau begitu kalian tunggu di sini sebentar, aku akan menghadap Datu.(masuk kerajaan)
Praj. Taliwang : Mohon maaf Datu!
Datu : (memotong pembicaraan ) ada apa kau datang menghadap Praj. ku?
Praj.Taliwang :Maaf Datu, Ada dua orang Praj. utusan dari kerajaan Samawa yang ingin menghadap Datu.
Datu : Ada tujuan apa mereka datang kemari?
Praj. Taliwang : Mereka bermaksud menyampaikam kabar gembira dari Datu Samawa .
Datu : Kalau begitu suruh mereka masuk!
Praj. Taliwang : (keluar menemui Praj. Samawa )Kalian di perbolehkan masuk.
Praj. Samawa : Maaf Datu, Kalau kedatanga kami ini mengganggu waktu istiraht Datu.
Datu : Tetu saja tidak,Lalu kabar gembira apa yang ingin kalian sampaikan?
Praj. Samawa : Kami ingin menyampaikan bahwa istri Datu Samawa sudah mengandung.
Datu : Oh benarkah itu apakah aku tidak salah dengar Praj.?
Praj. Samawa :Benar Datu, Datu memang tidak salah dengar .
Datu ( Berteiak ) Istriku….kemari sebentar
I. Datu : (menghampiri suaminya) Ada apa Datu berteriak, seperti orang dikejar hantu saja.
Datu : (memegang tangan istrinya) maaf istriku, aku tidak bermaksud membuatmu panic. Aku hanya ingin menyampaikan hal penting.
I. Datu : Penting? Hal apa itu? dan siapa kedua orang ini? (menunjuk Praj. Samawa)
Datu : Sabar dulu istriku, mereka adalah utusan dari kerajaan Samawa, Mereka kemari untuk menyampaikan berita bahwa Lala Samawa ternyata sudah mengandung .
I. Datu : Mengandung? benarkah apa yang baru saja Datu ucapkan?
Praj. Samawa : Maaf Lala! Apa yang baru saja Datu katakan benar. Lala Samawa telah mengandung dan kami diutus untuk menyampaikan kabar gembira ini.
Datu : Nah kamu dengar sendi bukan? Ya sudah sampaikan kepada Datu Samawa Kami sangat bahagia mendengar berita itu. Sampaikan pula salam maaf untuknya. Katakan bahwa Lala Taliwang belum menunjukkan tanda kehamilan.
Praj. Samawa : Baiklah Datu, kalau begitu kami mohon diri (mundur menjauhi Datu)
I. Datu :Datu!
Datu : ya, istriku Ada apa? mengapa kau terlihat sangat khawatir? Katakan padaku.(sambil membelai rambut istrinya )
I. Datu :Datu ini bagaimana? Dayu Samawa dan istrinya akan segera mempunyai seorang anak. Lalu bagaimana dengan kita?
Datu : Kau tak pelu khawatir tentang hal itu, mungkin Tuhan yang maha kuasa belum mengjiakannya, Tapi aku yakin Jika waktunya sudah tepat pasti kita akn memdapatkannya .(berusaha menenangkan )
I. Datu :Datu memang benar tapi, bagaimana perjanjian kita tentang perjodohan itu, Datu!
Datu : Sudahlah jangan terlalu kau pikirkan. Lagi pula anak mereka juga belum lahir bukan? masih ada banyak waktu bagi kita, sekarang yang perlu kita lakukan hanyalah berdoa dan berusaha, semoga Tuhan mewujudkannya .
I. Datu Taliwang :Apa yang Datu katakan memang tepat, kita hanya bisa berusaha dan bedoa. mengenai hasilnya Tuhan yang menentukannya (bersandar di pundak suami)

ADEGAN VI

Waktu terus berLalu, Akhirnya kandungan Lala Samawa menginjak usia 9 bulan sepuluh hari. Lala Samawa pun melahairkan bayi laki-laki yang diberi nama Lalu Upa, Datu samawa dan istrinya bahagia atas hal ini, sementara itu Lala Taliwang kini telah menunjukkan tanda kehamilan pada dirinya. Datu mengutus seorang Praj.untuk menyampaikan kabar tersebut. Sesampainya di kerajaan Samawa…
Praj. Taliwang I :Sujud hamba Datu! Kami adalah utusan dari kerajaan Taliwang. Ada sesuatu yang ingin kami sampaikan.
Datu Samawa :Ya, katakan saja hal apa yang hendak kau sampaikan.
Praj. Taliwang II : Kami diutus untuk menyampaikan bahwa Lala Taliwang telah hamil
Datu Samawa : Benarkah? sungguh kabar yang menggembirakan, sudah lama kami menantikan kehamilannya. Benar begitu bukan? (menatap istrinya )
I. Datu Samawa : Ya, tentu kini lengkap sudah kebahagiaan kita, aku tidak bisa membayangkan jika kelak mereka menikah .
Data Samawa : Hus! kamu ini ada-ada saja istriku, apa tidak terlalu cepat kau memikirkan dan membayangkan kebahagiaan mereka? (tersenyum )
Baiklah sampaikan pula kebahagiaan ini kepada mereka, katakan bahwa putra kami Lalu Upa telah tumbuh menjadi bocah yang lucu, terima kasih.
Praj. Taliwang I : Baik Datu yang mulia kami akan menyampaikannya.
Praj. Taliwang II : Kami mohon diri Datu
I. Datu Samawa : Datu tahu tidak? Aku sangat lega mendengar kabar kehamilan itu. Rasanya keinginan kita akan segera tercapai.
Datu Samawa : Maksudmu pernikahan ?
I. Datu Samawa : Ya, apa lagi kalau bukan itu. Aku sangat ingin melihat mereka menikah .
Datu Samawa : Aku sangat mengerti keinginanmu, karena begitu juga denganku, Tapi kau jangan terlalu berharap.
I. Datu Samawa : Apa maksud Datu berkata begitu?
Datu Samawa : maksudku, kau jangan terlalu barharap Karena kita belum tahu anaknya nanti laki-laki atau perempuan (tersenyum )
I. Datu Samawa :Ah Datu tentu saja tidak, mana mungkin aku menikahkan anakku yang tampan itu dengan seorang laki-laki pula. Aku berharap Tuhan memberinya anak perempuan.

ADEGAN VII

Beberapa kama kemudian ,Lala Taliwang melahirkan seorang anak perempuan . Namun Alangkah sedihnya kedua hati mereka Karena tidak disangka anak perempuannya hanya sebesar sebatang rokok.
I. Datu : Hah apa yang terjadi dengan anak kita Datu? Mengapa!
Datu : Tidak aku tidak percaya semua ini Dia bukan anakku, Aku tidak ingin punya anak seperti dia, dosa apa yang telah aku lakukan sampai-sampai istriku melahirkan anak seperti dia. Ada apa tuhan beritahu aku Tuhan.
I. Datu : Aku mengerti Datu (Memegang pundak suami) Ini semua kenyataan
Datu : Ah, sudahlah (menyingirkan tangan Lala) Sekarang kita hanya bisa mencari cara agar tidak seorang pun yang mengetahui hal buruk ini.
I. Datu :Lalu mau Datu apakan anak ini? aku tidak mau berpisah dengan anak ini.
Datu : Tiada gunanya mempunyai anak seperti dia, Hanya membuat malu saja. Aku akan membuangnya ke sebuah gunung agar tidak seorang pun yang mengetahui hal ini.
I. Datu :Apa yang Datu katakan, itu sama saja dengan membunuhnya. Aku tidak mau berpisah dengannya.
Datu : Terserah, aku tidak mau harkat dan martabatku jatuh gara-gara dia.
I. Datu :Tapi…
Datu : Kita harus segera membawa anak ini ke gunung malam ini juga Kuharap kau jangan membantah.
I. Datu :Baiklah Datu. aku tidak akan membantahmu, Meskipun aku tidak rela anakku di buang .
Merekapun berangkat dengan ditemani dua orang Praj. Sesampainya di gunung bayi itu. Di letakkan di mulut gua dan di biarkan begitu saja .

ADEGAN VIII

Setalah Datu membuang bayinya. Mereka pun kembili ke kerajaan.
I. Datu :Datu, apakah Datu tega membung anakmu sendiri, Padahal dia adalah darah dagingmu .
Datu :Ah…persetan denga anak itu, dia bukan anakku, aku tidak ingin punya anak seperti dia.
I. Datu : Lalu bagaimana dengan perjanjian kita dengan Datu Samawa dan istrinya?
Datu : Itulah yang sedang aku pikirkan.
I. Datu : Lantas bagaimana jalan keluarnya Datu?
Datu :Bagaimana kalau kita mengutus dua orang Praj. untuk menyampaikan kepada Datu Samawa bahwa anak kita telah meninggal dunia karena sakit.
I. Datu : kalau begitu segeralah Datu mangutus dua orang Praj. untuk menyampaikan hal tersebut.
Datu Taliwag :Praj. kemarilah ……….
Praj. :Sujud humba Dutu ada apa Datu memanggil kami kemari?
Datu :Kalian ku perintahkan untuk menyampaikan kabar buruk kepada Datu Samawa bahwa enak kami Telah meninggal dunia karena sakit dan sampaikan pula salam ma’af kami untuk keluarga Datu Samawa .
Praj. Taliwang : Baiklah Datu, hamba akan menyampaikannya tanpa kurang sepatah katapun.
Datu : Kalau begitu segeralah kalian berangkat.
Praj. Taliwang :Ya, Datu kami mohon diri.

ADEGAN IX

Sesampainya di kerajaan Samawa.
Praj. Taliwang : (turun dari kuda dan menghampiri Praj. Samawa )
Praj. Samawa :Berhenti! Ada keperluan apa kalian datang kemari!
Praj. Taliwang : Maaf Kami adalah utusan dari Kerajaan Taliwang untuk menyampaikan amanat kepada Datu Samawa .
Praj. Samawa : Kalau begitu tunggu sebentar Aku akan menghadap Datu. Maaf Datu ada dua orang Praj. yang ingin menghadap Datu.
Datu Samawa : Suruh mereka masuk
Praj.Taliwang : Sujud Hamba Datu kami adalah utusan dari kerajaan Taliwang, dan kami di perintahkan untuk menyampaikan barita buruk.
Datu Samawa : Berita buruk?
I. Datu Samawa : Barita buruk apa Praj?
Praj. Samawa : Begini Datu “Bahwa anak Datu Taliwang telah meninggal dunia karena sakit .
Datu Samawa : Apa, meninggal dunia?
I. Datu Samawa : Ini tidak mungkin terjadi, Lalu bagaimana dengan perjanjian kita dengan mereka Datu.
DatuSamawa : Sudahlah istriku, Mungkin ini sudah kehendak Tuhan (memegang tangan istrinya). Praj. sampaikan kepada keluarga besar Kerajaan Taliwang bahwa kami keluarga kerajaan Taliwang turut berduka cita.
Praj. Taliwang : Baiklah Datu.
Datu Samawa : O. ya Praj. Katakan pada Datu Taliwang bahwa perjanjian antara Datu Samawa dan Datu Taliwang masih berlaku.
Setelah Datu dan rombongannya meninggalkan gua, tiba-tiba muncul sesosok Jin yang berbadan besar dari dalam gua di tepi gunung itu.

ADEGAN X
Jin :(tetawa )Hu…….A………A……….Cerah sekali pagi ini … (Tampa sengaja pandangan jin terarah kepada bayi ). Anak siapa ini (dengan perasaan iba )”Orang tua mana yang tega membuang anakny ditempat seperti ini” (sambil menggendong bayi) Tenaglah anak manis aku akan merawatmu hingga kelak kau menjadi seorang gadis yang cantik jelita “Lalu apa nama yang pantas untuk mu anak manis? Karena tubuhmu hanya sebesar batang rokok Maka kau kuberinama Lala Oko’

Tahun berganti tahun Lala Oko pn yumbuh menjadi gadis yang canti jelita ,Begitu pula Lalu Upa diapun tumbuh menjadi pangeran yang tampan.
Jin : (memandang Lala Oko)Lala oko kini kau tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita .
Lala Oko’ :Ah…………… Ayah Lala Jadi malu (memeluk jin )
Jin :Seandainya saja kedua orang tua mu mengtahui akan semua ini Pasti mereka akan merasa sangat bahagia .
Lala Oko :Mengapa ayah berkata seprti itu kepada Lala ?Mrmangnya Lala ini bukan anak kandung Ayah ?
Jin :ya, Lala kamu bukan anak kandungku (sedih )
Lala Oko :Lalu siapa kedua orang tua kandungku Ayah?
Jin :Entah lah Ayah pu tidak tahu siapa Kedua orang tua mu
Lala Oko :Lalu bagai mana Lala bisa berada ditempat Ini Ayah ?
Jin :Ceritanya panjang Lala ……..
Lala Oko :Ayah tolong ceritakan kepada Lala
Jin :baiklah Lala Aku akan menceritakannya . Sejak kau masih bayi kau kutemukan di mulut gua ditepi gunung ,Aku tidak tahu siapa orang tuamu yang tega membuang mu ke gua itu.
Lala Oko : tega sekali mereka berbuat semua itu padaku memang nya apa dosaku sehingga tega berbuat sekeji itu .
Jin :Lala sekarang ayah pun akan mengtaka siapa diri ayah yang sebenarnya .
Lala Oko :Apa lagi yang ingin ayah jelaskan kepada Lala .
Jin :sebenar nya ayah bukanlah seorang manusia melainkan sesosok jin penghuni gua di tepi gunung itu.
Lla Oko :Jadi ayah adalah sesosok jin .Aku tidak percaya kalau memang ayah sesosok jin coba buktikan kepada Lala .
Jin :Coba lihatlah Lala (Tiba –tiba jin itu hilan dan sesaat munculkembali )
Lala Oko :(mengusap-usap matanya tidak percaya)
Jin :bagimana apakah kau sudah percaya Lala…….?
Lala Oko :ya ….Ayah meskipun ayah sesosok jin tapi Lala tetap menganggap ayah sebagai orang tua kandung Lala .

ADAEGAN XI
Dikerajaan Samawa Lalu Upa merasa sangat gelisah karena belumjuga menemukan gadis
Pujaanhatinya .Lalu Upa kesepian dalam menjalani hari-hari nya .Hingga pada suatu siang
Ia minta izin kepada ayah nya untuk pergi berburu guna mengisi waktu luangnya .

Lalu Upa :( Duduk termenung di taman kerajaan)
Datu Samawa :(menghampiri Lalu)Ada apa anakku ?tampaknya Hiri ini kau kurang semangat tidak biasanya kau seperti itu .
Lalu Upa :Eh………Ayah,tidak aku tidak apa apa Hanya saja……………….
Datu Samawa :Hanya saja apa anakku ?Coba kau ceritakan pada ayahmu Ini.
Lalu Upa :Ehm…………(diam sejenak)
Datu Samawa :ayolah ,jangan ragu katakan pada ayah apa yang jadi beban pikiran mu .
Lalu upa :Begini ayahku Seperti yang ayah lihat sekarang aku belum menemukan seorang gadis pujaan hatiku .Setiap mlam aku tidak bisa tidur memikirkan hal ini
Datu Samawa :(tersenyum)
Lalu Upa : kenapa ayah tersenyum,beritahu aku apa yang harus ku lakukan ?
Datu Samawa :Baiklah kalau memang hal ini yang mentadi baban Pikiranmu saat ini ,mungkin belum saatnya bagimu mendapatkan seorang gadis ,Haya satu yang bisaku katakan ,Kau harus bersabar ,suatu saat nati kau pasti menemukan seorang gadis yang benar-benar cocok untukmu.
Llu Upa :Terimakasih ayah ,jika memang begitu menurut ayah Lalu akan bersaba ,sampai seorang gadis datang dan mengetuk pintu hatiku
Datu Samawa :Tentu anak ku aku sangat senang melihatmu ceria lagi ,Lalu apa yangkan kau lakukan sekarang ?kau tidak ingin termenung terus disini bukan?
Lalu upa :Oh ,ya Ayah aku hampir lupa Bagaimana jika hari ini aku mengjakdua orang Praj. kerajaan untuk berburuh.
Datu Samawa :itu tidak masalah salkan aku tidak malihatmu termanung lagi .
Lalu Upa :Terimakasih ayah ,Baiklah kalaubegitu aku akan segera beramgkat
Datu Samawa : Sebentar , kau harus berhati-hati Lalu soalnya ini pertamakalinya kau berburu.
Lalu Upa :ayah tidakusah khawatir

I. Datu Samawa :Ada apa dengan Lala Upa, Datu? Tadi saya lihat dia keluar dengan wajah yang begitu ceria. (menghampiri dan duduk dismping suaminya).
Datu Samawa :Sebelumnya dia sangat sedih memikirkan nasibnya karena belum juga mendapatkan pasangan. Tapi dia sekarang pergi berburu bersama dua Praj. agar kesedihannya bisa sedikit hilang. (memandang wajah cantik I. nya).

I. Datu Samawa :Oh begitu rupanya. Tapi,benar juga yang dikatakan Lalu Upa. Sampai sekarang kita belum menemukan pasangan untuknya. Sedangkan Datu belum juga….
Datu Samawa :(Memotong pembicaraan) Ah sudalah, tidak usah dipikirkan lagi. Biarlah Gusti yang kuasa yang mengatur semuanya.
ADEGAN XII
Akhirnya Lalu Upa dan dua orang Praj. nya Berangkat berburu .Ketika sedang asyik berburu tiba –tiba Ditengah hutan mereka melihat sesuatu yang aneh .Ternyata di tengah hutan tersebut terdapat rumah mewah seperti istana ,dan merekapun menghampiri rumah tersebut .

Lalu Upa :hai Praj. coba kalian lihat Tampaknya disana ada sebuah rumah mewah ,(Mengarahkan telunjuk kearah rumah )
Praj. :”benar pangeran disana ada sebuah rumah mewah “
Lalu Upa :Praj. apa tidakk aneh Di tengah hutan seperti ini ?
Praj. :benar juga pangeran itu sangat aneh.
Lalu Upa :bagai mana kalau kita periksa rumah ini barang kali ada penghun inya .
Praj. : baiklah pangeran mari kita kesana .
Setiba di depan rumah ,Lalu Upa mengetuk pintu rumah tersebut ………….

Lalu Upa :apakah ada ornag didalam…? (mengetuk pintu) bolehkah kami masuk ……..?
Praj. :mungkin pemilik rumah ini tidak ada didalam ..bagaimana kalau kita masuk saja pangeran ….?

Meski Lalu Upa telah berkali-kali mengetuk-ngetuk pintu runah tersebut namun sang pemilik rumah tersebut tidak juga keluar. Akhirnya Lalu Upa dan dua orang Praj.nya masuk kedalam rumah tersebut.
Lalu Upa :”Rumah sebesar ini berada ditengah-tengah hutan benar-benar aneh.”( sambil memandang keseluruh penjuru rumah ).
Praj. Samawa : Kok bisa ya rumah sebesar ini berada ditengah hutan tanpa penghuninya lagi”. (sambil menggaruk-garuk kepala ).
Lalu Upa : Hai Praj.! Coba kalian periksa ke bagian-bagian yang lain jika kalian menemukan seseorang, cepat beritahu aku.
Praj. Samawa :Baik pangeran sambil menyebar ke bagian rumah yang lain).
Lalu Upa :(Berjalan mengelilingi rumah). Kemana pemilik rumah ini ya?Aku tidak yakin rumah sebesar ini tidak berpenghuni, lagipula keadaanya pun bersih dan terawat(menyebarkan Pandangan ke seluruh bagian rumah).
Lala Oko :Uuh..berani sekali dia masuk kerumahku. Apa sebenarnya yang ia cari disini?(bergumam sambil memperhatikan gerak-gerik Lalu Upa).
Lalu Upa :Aduh tiba-tiba aku ingin buang air kecil ?Ehm, kira-kira dimana ya kamar kecilnya? (melihat kesana-kemari) .Nah itu dia (masuk ke dalam jamban).
Lala Oko :Ah apa yang akan dia lakukan disitu…?siapa pemuda ini ?sungguh sangat lancang (setengah berbisik )
Lalu Upa :(keluar dari jamban ). Ah lega rasanya
Praj. :(mengham piri Lalu Upa )maaf pangeran kami telah mencari keseluruh bagian ,tapi kami sama sekali tidak menemukan siapa –siapa .
LaluUpa ;ya sudah kalau begitu sebaiknya kita pulansaja .Lagi pula hari sudah mulai senja .
Praj. :mari pangeran (meninggalkan rumah )
Lala Oko :dasar orang tidak tau sopan santun .Ber sembunyi tadi membuat ku haus sekali,
Setelah minum Lala Oko beristirahat .
Beberapa minggu kemudian .
Lla Oko :uak …….sejak tadi aku muntah –muntah terus Tidak biasanya aku seperti ini , mungkin hanya butuh istirahat saja (melihat perut agak membesar )apa mungkin aku hamil ..? tpia aku tak pernah melakukan perbuatan itu . Lalu apa gusti….?
Selama beberapa hari Lala Oko tampak gelisah dan bingu ng dengan apa yang tejadi pada dirinya sampai suatu hari ia bermimpi
……………… :Lala Oko…….Lala oko apa kau ingintahu mengapa kau mengalami hal yang aneh ini aku tahu semuanya …….aku tahu Lala Oko …..
Lala Oko :ya cepat katakan padaku (mengigau )
……………… :Kau hamil LalaOko …….kau hamil …..Katelah meminum air yang terkena percikan kencing pemuda itu. Kau Hamil.Air itu lah yang membuatmu hamil ……Kai dengar Lala Oko …..Kau dengar …kau hamil
Lala Oko :(terbangun ) hah ….hah …tidak mungkin …..itu tidak mungkin terjadi aku tidak mungkin hamil .
ADEGAN XIII

Ternyata Lalu Upa masih penasaran terhadap rumah Lala Oko. Hari ini ia bersama dua orang Praj.nya datang lagi.
Lalu Upa :Nah, itu dia rumahnya(menunjuk kerumah Lala Oko)Ayo, cepat saedikit Praj..Kita harus segera kerumah itu. Aku yakin kali ini kita pasti bisa bertemu dengan pemiliknya.
Praj. Samawa :Baiklah Pangeran (mempercepat langkah).
Lala Upa :(Mengetuk pintu) Apakah ada orang?Tolong buka pintunya, kami hanya ingin sekedar melepas lelah(mengetuk pintu).
Lala Oko terkejut) sepertinya itu adalah pemuda yang tempo hari. Untuk apa lagi dia kemari?Aduh, kemana aku harus bersembunyi?Dngan seperti ini tidak mungkin lagi aku bersembunyi. Bagaimana ini?(mondar-mandir panik kebingungan).
Lala Upa :Hai pemilik runah, bolekah aku masuk?Apa kau ada didalam?Kami tidak bermaksud jahat, kau tidak perlu takut(mengetuk pintu lagi).
Praj. Samawa II :sudahlah pangeran, lagipula mengapa pangeran begitu ingin tahu?Sebenarnya…….
Lala Upa Memotong pembicaraan)Ah, kau diam saja. Tugasmu adalah mengikuti perintahku. Jangan membantah. Mengerti?(agak emosi)
Praj. Sama II :Ampun…ampun pangeran. Hamba sama sekali tidak bermaksud menentang. Ampuni hamba pangeran.
Lala Oko :Pangeran?Mereka memanggilnya dengan sebutan pangeran. Sebenarnya siapa pemuda ini.(penasaran sambil mengintip meLalui celah pintu)
Lalu Upa :Aku tidak ingin pulang sampai kau membiarkan kami masuk. Aku yakin rumah ini pasti tidaklah kosong. Hai…..tolong bukakan pintunya!!(mengetuk berkali-kali)
Lala Oko :(Membuka pintu)
Lalu Upa Terpesona melihat wajah Lala Oko yang begitu cantik).
Lala Oko :Siapa kamu?Untuk apa kau kemari?(Menatap Lalu Upa)
Lalu Upa :A…….aku, namaku Lalu Upa, putra dari Datu Samawa. Kau sendiri siapa hai gadis cantik?
Lala Oko :Oh….jadi kau adalah seorang pangeran. Namaku Lala Oko.
Lalu Upa :Orang tuamu?
Lala Oko :Aku dibesarkan oleh jin.Menurut jin itu aku adalah anak yang dibuang di mulut gua ini. Entrah siapa orang tuaku. Mungkin kau tidak akan percaya, tapi aku memang benar-benar tak tahu siapa yah dan ibuku(sedih)
Lalu Upa :Aku percaya..aku percaya dengan semua yang kau katakan. Kau tidak perlubersedih, ada aku disini. Lalu ada pa dengan perutmu?(memandang perut Lala Oko)
Lala Oko :Inilah yang sampai sekarang masih membuatku bingung.
Lalu Upa :Seperti orang hamil saja.
Lala Oko :Ya, begitu pula yang kudengar lewat mimpiku. Didalam mimpi itu aku mendehgar bahwa kehamilanku disebabkan oleh air yang kuminum.
Lalu Upa :Air yang kau minum, maksudnya?
Lala Oko :Sebenarnya aku tidak mengerti dengan semua ini. Aku mewminum air yang terkena percikan kencingmu, sehingga aku hamil.
Lalu Upa :Percikan kencingku?(berusaha mengingat) Oh ya, beberapa bulan yang lau aku memang sempat bung air kecil di jamban rumahmu. Ehm, aku tahu sekarang. Aku mendengar bahwa air kencing dari golongan raja atau bangsawan akan mendatangkan berkah tersendiri dan mungkin berkah itu adalahkehamilanmu.
Lala Oko : Benarkah itu?Lalu aku harus bagaimana?
Lalu Upa :Akulah yang membuatmu hamil, jadi aku pula yang harus bertanggung jawab. Aku akan ,menjadikanmu sebagai I. ku.Itupun jika kau bersediua(menatap wajah Lala Oko)
Lala Oko :(mengangguk perlaha) entah kenapa aku jadi begitu percaya kepada pangeran. Tapi yang jelas aku sangat bahagia menjadi I. mu.
Lalu Upa :Baiklah karena kau telah bersedia, maka hari ini juga aku kan membawamu ke Istanaku. Cepatlah Kau siap-siap, aku tidak akan membiarkanmu lagi hidfup di tengah hutan sendiri.
Lala Oko :Apa ini tidak terlaluy cepatpangeran?Kita berdua saja baru bertemu.
Lalau Upa :Tentu tidak, aku yakin kamu adalah jodohku. Dan kuharap kau juga merasakan hal yang sama.
Lala Oko :Baiklah, aku akan ikut ikut dengan pangeran(sambil bersiap-siap)
Lalu Upa :Praj.!Bawakan barang-barang Lala, aku kan mengajakmu ke Istana.
Praj. Samawa :Siap pangeran (berLalu)

ADEGAN XIV

Lala Upa bersama Praj.nya tiba di Kerajaan Samawa. Namun, karena perjalanan yang jauh sehingga menyebabkan Lala Oko jatuh sakit.

Lala Upa :Mari kuantar kau ke kamar(memapah tubuh Lala Oko)
I. Datu Samawa :Lalu, siapa wanita ini?(kebingungan)
Lalu Upa :Aku akan menceritakannya nanti Bu(sambil menuju kamar). Kau istirahat saja dulu. Aku akan keluar sebentar (meninggalkan kamar)
I. Datu Samawa :Siapa wanita tadi?Mengapa kau membawanya kemari?
Lalu Upa :Ssst…..jangan keras-keras bu, nanti dia bisa terganggu.
I. Datu Samawa :Ya, tapi dia siapa?(setengah berbisik)
Lalu Upa :Dia bernama Lala Oko, calon I. ku.
I. Datu Samawa :Apa?calon I. katamu?Bagaimana bisa?(semakin bingung).
Lalu Upa :Ya, aku yang menghamilinya dan aku cinta padanya.
I. Datu Samawa :(Duduk) Ah, ibu terserah kamu saja, meskipun ibu belum tahu cinta yang sebenarnya.
Lalu Upa :Terima kasih karena ibu sudah mau mengerti. Baiklah kau akan melihat keadaannya dulu(beranjak).
I. Datu Samawa :Sebentar (menarik tangan Lalu Upa) jangan lupa kau juga harus beritahukan hal ini kepada ayahmu nati. Sungguh sangat kebetulan, itu ayahmu datang.
Datu Samawa :Ada apa?Tampaknya kalian sedang membicarakanku(tersenyum).
I. Datu Samawa :Ini, anak kita Lalu Upamemutuskan untuk segera menikah.
Datu Samawa :Menikah?(kaget)
Lalu Upa :Ya, ayah aku telah menemukan gadisku. Izinkan aku ayah.
I. Datu Samawa :Nama gadis itu adalah Lala Oko dan sekarang dia ada di kamar.
Datu Samawa :Mana dia?Aku ingin melihatnya(beranjak).
Lalu Upa :Jangan sekarang ayah dia sedang sakit. Sebelumnya dia tinggal dihutan tempat aku berburu.
Datu Samawa :Baiklah, jika kau bersih keras ingin menikahinya, aku akan mengirimkan Praj. untuk menyampaikan pesan kepada Datu sehubungan dengan janji yang pernah kami ucapkan dulu.
I. Datu Samawa :Apakah Datu yakin?
Datu Samawa :Tentu I. ku(menatap I. nya)Praj.….!
Praj. Samawa :Ya, ada apa tuanku yang mulia (membungkuk).

ADEGAN XV

Setelah menerima pesan dari kerajaan Samawa, maka keesokan harinya Datu bersama I. nya datang memenuhi undangan tersebut. Sementara itu keadaan Lala Oko semakin memburuk.

Datu Samawa :Selamat datang di Istanaku. Kau telah kutunggu sejak tadi (berjabat tangan).
Datu :Wah kini tiba giliranku berkunjung ke Istanamu. Oh ya, ada urusan penting apa hingga kau mengundangku kesini?
Datu Samawa :Sebentar…….sebentar, kau duduk saja dulu.
I. Datu :Sebenrnya ada urusan apa?kelihatannya penting(sambil duduk).
I. Datu Samawa :Ini tentang perjanjian kita dulu.
Datu :Maksudnya?
Datu Samawa :Tenang dulu, hal inilah yang aku bicarakan denganmu. Lalu Upa telah memilih sendiri gadis yang akan dinikahinya.
I. Datu Samawa :Kami bingung, mengingat kita telah terlanjur terikat janji.
I. Datu :Siapa gadis itu?(penasaran)
I. Datu Samawa :Namanya Lala Oko dan sejak beberapa hari yang Lalu dia tinggal di istananya karena keadaannya yang sedang sakit.
Datu :Baiklah, kami paham dengan keputusan ini karena rasanya tidak ada gunanya menunggu kami mempunyai anak lagi, kami sama sekali keberatan jika Lalu Upa memutuskan untuk menikah dengan gadis lain.
Datu Samawa :Terima kasih atas kebijaksanaannya Datu.(memeluk pundak Datu ).
Datu :Ah, sudalah. Tapi, bolehkah kami melihat gadis pilihan putramu itu?
I. Datu Samawa :Tentu, mari kita menuju ke kamarnya(beranjak menuju kamarnya)

Didalam kamar sudah ada Lalu Upa dan para Dayang yang menemani Lala Oko yang terbaring lemah di tempat tidur.

Datu :Bagaimana ceritanya nak?(memegang pundak Lalu Upa)
Lalu Upa :Ceritanya panjang paman, aku bertemu dengannya di hutan.Dia…
Lala Oko :(Memotong pembicaraan)Aku tidak punya orang tua. Ayah dan ibuku membuangku di mulut gua gunung Samawa, menurut orang yang menemukan dan membesarkanku, dulu ukuran tubuhku hanya sebesar puntung rokok. Mungkin karena itulah mereka membuangku(menangis).
Datu :(Terkejut). Kau………
Lalu Upa :Ada apa paman?
I. Datu Samawa :Kenapa kau kelihatan terkejut?
I. Datu menatap suaminya sejenak, memandang kearah Lala Oko) Kau….kau putriku, Lala Oko, kau adalah putriku (menangis mengelus wajah Lala Oko)
Datu Samawa :Apa?Lala ini bicara apa?(bingung menatap Lala Taliwang).
Lalu Upa :Ya, apa yang paman & bibi katakan?jadi Lala Oko ini……
Datu :Anak kami. Anak yang kami buang belasan tahun yang Lalu.
Dayang 1 :Apa yang mereka katakan?(bingung dan menatap dayang 2)
Dayang 2 :Entahlah, aku juga tidak mengerti dengan apa yang terjadi.(Setengah berbisik).
Lala Oko :Benarkah?Apa aku tidak salah dengar?(dengan mata yang berkaca-kaca)
I. Datu :Ya, benar anakku(terisak-isak)
Lala Oko :Ayah…….ibu……
Datu :Maafkan kami nak, kami memang orang tua yang tidak bertanggung jawab, selama ini kami telah kamim menelantarkanmu dan kami harap kamu mau memaafkan kami.
Lla Oko :Ayah dan ibu tidak bersalah ,Aku sangat bahagia bisa bertemu denga kalian ,meskipun harus terjadi disaat seperti ini .
Datu : kau kenapa nak ?Lala Oko………Lala Oko ……(menangis )
Lala Oko :Aku tidak tahan lagi …benar-benar tak tahan lagi
Lalu Upa :Apa yang kau katakan ? Jangan berkata begitu aku tidak mau kehilangan kamu (menangis )
I. Datu :kami tidak mau kehilangan kamu untuk kedua kalinya .
I. Datu Samawa :sabarlah Nak (memegang pundak Lalu Upa) .
Lala Oko :subah lah kalian jangan bersedih aku tidak mau melihat kalian bersedih .
Lalu Upa :Tapi…….
Lala Oko : Lalu aku sangat bahagia bisa bertemu dengan mu .Terimakasih untuk cinta yang Lalu berikan
“Jiwang jepet mata Intan
Ku kurung kewa kalaka
No Urung sia ku ketong “
Lalu Upa : Lala aku sangat mencintaimu, Tidak akan bisa melupakan mu .
“Cincin emas permata Intan
Kukurung kewa Mas padi
No urung andi ya kenang “
Lala Oko meng hembuskan nafas Terakhirnya . Seluruh anggota keluarga merasakan kedihan yang sangat dalam . Sirnalah harapan Lalu Upa untuk menikahi nya.

SEKIAN

Label: