Kemas Samawi Multiproduction

Kerukunan Masyarakat Seni Samawa Ano Rawi... Seni, Budaya, Sejarah, Pariwisata, dan Pendidikan Samawa

Senin, Mei 11, 2009

“GESA BARAMPOK”

Fathi Al-Qadri

ADEGAN PERTAMA

Pentas Menggambarkan Sebuah “Bale Kataruk”, Ada Dua Orang Yang Sedang Basakeco. Beberapa Helai Jontal Tergantung Menjuntai. Musik: Orang Sedang “Basakeco”. Isi Sakeco
O Sarea Rama Peno--Masi Satotang Ruana--Nongka Ke Mares Salupa--Ada Sopo Adat Seni—Ade Basingin Barempuk. Sapuan Dadi Pakendek. Saantero Tu Samawa. Lamin Kita Tu Taliwang—Masak Ke Singin Barampok. Adu Kuat Saling Jager—Sangita Diri Tujago. Dapat Ling Masa Kita To—Dadimo Seni Daerah--Pang Kamutar Samawa Ta.
Kamula-Mula Sapuan, Pakendek Singin Barempuk—Nongka Runtung Yasangada—Tari Masa Pataq Pade. Mana Nan Nongka Sembarang—Adapo Tupataq Pade—Barundang Lako Desa Len. Baremin Tukuat Karong—Papin Sanro Otak Baris. Sola Ke No Surak Genro. Me Po Ate Ya No Gegan.

Kema Ya No Gegan Ate. Nosoda Boat Nan Maras—Malum Barempuk Sia E—Sai Susa Dua Maras. Bagian Tusepan Diri—Benru Menong Surak Genro—Koat Manang Bulu Tata. Mana Mentu Yaangkang Me, Nyempung Lalo Buya Timal—No Bau Tahan Rasate—Buya Lema Batemung We. Balawas Anak Tukarong, ”Pitu Petang No Kutunung—Kutapa Tarak Parana—No Kuroa Talo Puta. Mana Ling Kutalo Puta—Asal Ke Tujago Kampung—Kutalo Tingisi Rungan.”
Tama Lenang Jago Kampung—Iring Ling Genro Saketa—Surak Ke Genro No Putes—Nonda Len Kembo Parapan. Kajuluk Diripo Ampo—Ada Singin Palu Godam—Ada Singin Gagak Lapar. Ta Nya Lawas Palu Godam, ”Sai Tubarani Nantang—Na Nesal Mudi Erana—Yamurasa Palu Godam—Lamin Kena Palu Godam—Sabulan Silu Ngarere—No Bakat Baraq Masa No.”
Pang Tupuji Tubarempuk. Ala E Mana Me Jangka. Belaq Biwir Baraq Tataq. Bakat Idung Kena Jager—Konang Nosoda Simpan Suq—Nosi Dadi Saling Musuq. Lamin Tukanteri Lengan. Koatsi Nanta Ne Lalu—Mampal Mole Lako Tupang. Mangaku Kala Ruana—Nomo Semal Yales Ngumang—Kangila Katenri Lengan. Dapat Balepo Nantana. Buya Isi Kunyit Numpu—Karing Ente Sira Bangkam—Param Tataq Odak Idung. Bara Biong Lampa Jager—Sendang Nan Bau Balawas, ”Mana Lalo Modeng Mata—Isit Gugir Nonda Sisa—Kupina Jenrang Sadi No—Parana Gatal (Gatal) Buya We.” (from H. Sarirang)

Lampu padam seiring berakhirnya sakeco.

ADEGAN DUA

Acum memasuki ruangan dengan membunyikan Genang Aer. Eman membawa Buk dan Bumung, Meng membawa Kokol (kentongan). Ija membawa jontal. Keempat pemain ini awalnya membunyikan alat musik yang dipegangnya secara sendiri-sendiri kemudian secara ensambel.
Di dinding ruangan tergantung “Male”. Ada yang menyerut jontal dan digunakan untuk membuat rokok. Jontal juga digunakan sebagai alat tulis menulis. Musik mengiring dari sisi panggung (genang aer/todo) dan serunai lolo pe.
Eman : Panen kita tahun ini alhamdullillah berhasil. Kita dapat memerik hasil dari usaha yang kita lakukan.
Meng : Kita wajib mensyukuri nikmat yang kita dapatkan ini?
Ija’ : Betul pendapatmu, Meng! Kita wajib mensyukuri nikmat yang diberikan pada desa kita ini. Kita berdoa kepada Allah SWT, semoga kita dijauhkan dari malapetaka dan marabahaya.
Meng : Amin! (membayang—sambil menyerut jontal) Aku teringat masa lalu, masa dimana aku setelah panen seperti sekarang ini sering menyaksikan permainan Barampok. Sepertinya banyak permainan di kampung kita ini sudah mulai hilang, contohnya Barampok itu!
Acum : Aku dulu suka Barapan Ayam, Barapan Kebo, Nganyang, Main Jaran, dan Juga Barampok. Sekarang ini, jarang kita dengar yang melakukan permainan ini.
Eman : Aku punya pengalaman menarik waktu kecil dulu. Aku pernah menyaksikan orang sering mengadakan permainan “Barampok”. Permainan Barampok yang aku lihat dulu dilakukan setiap selesai panen. Suasananya meriah sekali, ada gong genangnya, terus yang menontonnya juga berdatangan dari berbagai pelosok. Padahal, banyak di antara mereka yang luka, giginya tanggal, mukanya lecet. Anehnya, mereka yang Barampok itu setelah selesai pulang dengan tertawa sambil bergandengan tangan.
Meng : Kan sekarang banyak kita lihat Tinju di televisi, buat apa kita mengadakan permainan Barampok ini.
Eman : Itu beda dong, Meng. Tinju dan Barampok memiliki ciri khas tersendiri. Barampok merupakan sarana untuk mempererat tali solidaritas sesama kita setelah selesai panen, sambil mencari hiburan yang mendidik generasi muda yang ada sekarang.
Ija’ : Kaji setuju dengan Sia. Yang dilihat oleh pendatang adalah perbedaannya, nilai-nilai yang diemban, serta sikap kita terhadapnya. Kalau semua sama, jangan harap ada yang mau datang menyaksikan permainan ini. Buat apa mereka datang jauh-jauh ke suatu tempat, jika di tempat itu mereka akan melihat yang ada di kampung dan negaranya. Kalau kita lihat, maka mungkin saja permainan di kampung para wisatawan itu lebih baik dan lebih maju dari kita, tetapi yang ingin dilihat oleh mereka adalah perbedaannya (daya beda). Inilah nilai jual yang sangat tinggi untuk dunia pariwisata. Kita harus dapat membaca kondisi ini, nilai beda sama dengan nilai jual.
Eman : Aku punya usul, bagaimana kalau kita adakan pertandingan Barampok, sekaligus untuk melestarikan aset bangsa juga dapat dijadikan sebagai pembelajaran nilai-nilai kebersamaan dan kesatuan kepada generasi kita untuk masa kini dan esok.
Acum : Aku setuju.
Ija’ : Kaji juga setuju. Permainan ini juga sangat menguntungkan kita. Kita dapat mengundang seluruh masyarakat dari lima kecamatan yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat, bahkan Sampai ke Jakarta ini bila perlu.
Eman : Bagaimana dengan kamu, Meng?
Meng : (berpikir) Bagaimana ya, terserah kalian sajalah. Aku menerima saja.
Eman : Jangan begitu dong, Meng! Kita harus kompak!
Meng : Aku trauma, soalnya dulu waktu ada acara Barampok, aku di pukul oleh si Neng hingga pingsan.
Ketiga : (Ketawa semuanya)
Acum : U… nanta na, bro ke kanti.
Meng : Na’ ngejek bro, kele sa rua mutulang masih lo kupatik maen so ku dunu. (menantang) Sate mucoba ke, kususamu biru nengka.
Acum : (mengeluarkan jurus) Tu tes ke… ayo kalau begitu....
Meng : (berdiri) Lamun so anu mubuya, saya layani…
Acum : (mengambil jurus-Ngumang)
Musik Srama, Eman dan Ija’ memberi semangat. Setelah beberapa saat Acum dan Meng kelelahan. Musik juga berhenti.
Eman : (pada Ija’) Tolong buat pengumumannya, sampaikan kepada mereka tentang kegiatan ini.
Ija’ mengambil Jontal dan Pangat-kemudian menulis di jontal itu-melihat hasilnya. terdengar suara Lolo Pe).
Eman : Gimana, apa isinya?
Ija’ : (Membaca pengumuman) Pengumuman. Kami mengundang sarea rama peno untuk ikut ambil bagian pada acara permainan Barampok. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada Hari, sabtu tanggal: Mei 2008; tempat: Taman Mini Indonesia Indah (menyerahkan jontal pada Eman).
Eman : Terima Kasih (pada Acum dan Meng) Kalian Besok harus menyampaikan pengumuman ini pada seluruh masyarakat Indonesia.
Mereka: Siap.
Mereka semua keluar panggung. Musik genang aer/todo dan serunai lolo pe mengiringi kepergian mereka. Lampu padam.

ADEGAN TIGA

Tarian “Mata Rame”, Tarian Mata Rame merupakan visualisasi kegiatan mataq Rame (Panen Raya). Orang-orang berdatangan dari berbagai penjuru Sumbawa. Mereka datang sambil diiringi oleh Gero dan Saketa. Mereka juga biasanya membawa Sandro (dukun) masing-masing. Ketika semua sudah berkumpul, maka ada beberapa orang yang Ngumang. Kegiatan selanjutnya adalah Barampok. Ketika akan memulai maka akan terdengar musik Temung Srama. SUASANA: arena Barampok di tengah sawah yang telah selesai di panen. Eman, Meng, Acum, dan Ija’ ada di sekitar arena sebagai panitia.
Selesai musik Mata Rame dilanjutkan dengan musik “Ulan Siup”. Selanjutnya permainan Barampok.
Palu Godam (Ngumang)
Sai Tubarani Nantang Siapa Yang Berani Nantang
Na Nesal Mudi Erana Jangan Menyesal Di Kemudian Hari
Yamurasa Palu Godam Akan Kau Rasakan Palu Goda,

Lamin Kena Palu Godam Kalau Kena Palu Godam
Sabulan Silu Ngarere Sebulan Ngilunya Tak Hilang
No Bakat Baraq Masa No Meski Tak Luka, Bengkak Sudah Pasti
Gagak Lapar (Ngumang)
Pitu Petang No Kutunung Tujuh Malam Aku Tak Tidur
Kutapa Tarak Parana Bertapa Mencari Kesaktian
No Kuroa Talo Puta Ku Tak Mau Jadi Bulan-Bulanan

Mana Ling Kutalo Puta Meskipun Aku Jadi Bulan-Bulanan
Asal Ke Tujago Kampung Asal Dengan Jago Kampung
Kutalo Tingisi Rungan Meski Kalah, Prestise dan Gengsi Tinggi
Juri : Mempertemukan
Beberapa Orang Memberikan Aplaus.. Ho Ham Ma… Ho Ham Ma… Dst.
Wasit : Mempertemukan Tau Barampok 1 & 2
Ngumang orang pertama
“Lepas Aku Papen Gani Lepas Saya Kakek Gani
Perat Ima Sate Ngumang Tanganku Gatal Ingin Ngumang
Tusamaras Tu Barampok Tuk Memeriahkan Acara Barampok

Jina Maras Tubarampok Sungguh Seru Orang Barampok
Barundang Tau Taliwang Diundang Orang Taliwang
Sate Rame Desa Darat” Ingin Menyemarakkan Suasana Desa
Ngumang pendukung tim 2
Bua Kenras Sate Ngumang Ingin Sekali Untuk Ngumang
Boe Ngiat Tolang Isi Tulang Dan Daging Berontak
Sate Tama Lo Barampok Ingin Masuk Untuk Barampok

Barampok Intan Barampok Barampok Intan Barampok
Bolang Carik Tu Desa Ta Tuk Membuang Kesialan
Mura Ero Tubarema” Agar Selamat Daerah Kita

Begitu Selanjutnya “Ngumang” Sampai Permainan Berakhir. Dan di akhiri dengan Rancik Sakeco

Pang Tupuji Tubarempuk. Ala E Mana Me Jangka. Belaq Biwir Baraq Tataq. Bakat Idung Kena Jager—Konang Nosoda Simpan Suq—Nosi Dadi Saling Musuq. Lamin Tukanteri Lengan. Koatsi Nanta Ne Lalu—Mampal Mole Lako Tupang. Mangaku Kala Ruana—Nomo Semal Yales Ngumang—Kangila Katenri Lengan. Dapat Balepo Nantana. Buya Isi Kunyit Numpu—Karing Ente Sira Bangkam—Param Tataq Odak Idung. Bara Biong Lampa Jager—Sendang Nan Bau Balawas, ”Mana Lalo Modeng Mata—Isit Gugir Nonda Sisa—Kupina Jenrang Sadi No—Parana Gatal (Gatal) Buya We.”

TAMAT

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda